LUMAJANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang memperkirakan, penyebab longsor di Dusun Supit, Desa Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur adalah lantaran faktor alam.
Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang Yudhi Cahyono mengungkap, hujan yang cukup tinggi dan terjadi hampir setiap hari disinyalir mempengaruhi terjadinya longsoran.
Menurutnya, beberapa hari terakhir sebelum longsor terjadi, aktivitas vulkanik Gunung Semeru juga tidak mengalami peningkatan.
Baca juga: 1 Korban Longsor di Lumajang Ditemukan di Kedalaman 8 Meter
Selain itu, struktur tanah dari tebing yang longsor memang merupakan tanah gembur yang mudah bergerak.
Tidak hanya itu, di sepanjang tebing juga tidak ada tumbuhan dengan daya serap air yang banyak.
Baca juga: 4 Orang 1 Keluarga di Ende Tewas Tertimbun Longsor, Tetangga Sebut Sempat Dengar Suara Gemuruh
"Struktur tanah yang ini (longsor) memang beda kalau di sana kan kayak berpasir terus ada pohonnya, kalau yang longsor ini adanya tanaman rambat," jelasnya.
BPBD mengungkap material longsor diperkirakan sebanyak 625.000 meter kubik.
Menurut Yudhi, volume material ditaksir berdasarkan tinggi tebing 100 meter, panjang tebing yang longsor mencapai 125 meter, dan lebarnya mencapai 50 meter.
"Jadi ini tingginya kan 100 meter, panjang ini sekitar 125 meter, dan lebarnya ini sekitar 50 meter, jadi tinggal dikalikan saja," kata Yudhi di Lumajang, Jumat (7/6/2024).
Sebelumnya diberitakan, tanah longsor menimpa empat orang penambang pasir di Dusun Supit.
Dari keempat korban, baru tiga orang yang berhasil ditemukan atas nama Kusnadi, Dwi Suprapto, dan Abdul Rochim, warga setempat. Sedangkan, 1 korban lagi masih dalam proses pencarian.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang