LUMAJANG, KOMPAS.com - Warga di bantaran Sungai Kali Asem, Kelurahan Rogotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terpaksa harus tinggal di rumah yang rusak akibat diterjang banjir lahar hujan Gunung Semeru pada 18 April 2024 lalu.
Meski sudah satu bulan lebih berlalu, rumah mereka tak kunjung diperbaiki.
Baca juga: Usai Resmi Diusung PKB, Eks Bupati Lumajang Daftar Bacabup ke Golkar dan Demokrat
Pantauan Kompas.com, tujuh rumah warga mengalami kerusakan berat. Tembok rumah bahkan hilang terseret derasnya banjir saat itu.
Tidak hanya tembok, atap rumah warga juga rusak akibat tidak ada penyangganya.
Ali (60) salah satu korban banjir yang rumahnya rusak mengatakan, pada saat banjir menerjang, ia mengungsi ke rumah saudaranya.
Namun, saat Ali kembali, betapa kagetnya ia melihat sebagian tembok rumahnya sudah tidak ada.
Rumah Ali, letaknya memang sangat dekat dengan bibir sungai. Jaraknya tidak sampai satu meter.
Ali dan keluarga pun memilih untuk menumpang ke rumah saudara untuk sementara.
Lama kelamaan, Ali merasa segan apabila terus merepotkan saudaranya. Ia pun memutuskan untuk pulang dan memperbaiki rumahnya sebisa mungkin.
Karena uangnya terbatas, Ali hanya memasang papan anyaman bambu (sesek) sebagai pengganti tembok agar air hujan, angin malam dan terik matahari tidak masuk ke rumahnya.
"Mau numpang terus kan enggak enak jadi saya kembali lagi ke sini, enggak punya uang jadi saya ganti (tembok) dengan sesek," kata Ali di Lumajang, Jumat (31/5/2024).
Baca juga: Usai Resmi Diusung PKB, Eks Bupati Lumajang Daftar Bacabup ke Golkar dan Demokrat
Menurut Ali, selain rumahnya, terdapat tujuh rumah warga lainnya yang mengalami kerusakan. Empat diantaranya tergolong parah.
Imbran (45), warga yang rumahnya juga rusak menceritakan, pada saat banjir menerjang, pondasi rumahnya terkikis air hingga menyebabkan lantai dan temboknya ambrol.
"Jadi waktu banjir itu ini (pondasi) kegerus air jadi bolong ambrol, kamar itu langsung rusak gak bisa ditempati," kata Imbran.
Imbran menyebut, selama lebih dari satu bulan pasca-banjir, ia terpaksa mengontrak rumah sambil memperbaiki rumahnya yang rusak sedikit demi sedikit.