Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Peran Guru dalam Menjaga Toleransi Antarumat Beragama

Kompas.com - 04/05/2024, 06:22 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Guru memiliki peran penting meningkatkan sikap toleransi antarumat beragama di masa depan. Sebab, dia bisa menumbuhkan itu kepada para murid saat masih di bangku sekolah.

Tenaga Ahli Utama di Kantor Staf Kepresidenan RI, Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan, guru memiliki tantangan berat untuk mengajarkan toleransi agama kepada para murid.

Total ada enam agama yang diakui yakni Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Selain itu, ada kepercayaan yang dianut oleh sejumlah masyarakat.

Baca juga: Melihat Indahnya Toleransi Antar-agama di Purworejo, Pemuda Katolik Berjaga dan Bersih-bersih Tempat Shalat Id

"Ini merupakan tantangan tersendiri untuk dapat mengelola kehidupan beragama," kata Ruhaini, saat Workshop Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB), di Surabaya, Jumat (4/5/2024).

Ruhaini mengungkapkan, tantangan memperkenalkan arti toleransi itu tidak hanya dibebankan kepada guru agama saja. Pengajar mata pelajaran lain juga memiliki kewajiban yang sama.

Oleh karena itu, kata dia, guru sekolah sekarang sudah seharusnya mengganti medote belajar. Salah satunya, memasukkan nama orang yang kerap hanya digunakan di agama tertentu.

“Biasanya guru matematika, saat mengajar hanya 5+3=8," kata Ruhaini, saat Workshop Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB), di Surabaya, Jumat (4/5/2024).

"Harusnya ini bisa ditambahkan narasi, menjadi 5 buku milik Ahmad ditambah 3 buku milik Made jadi berapa? Jadi ajak anak-anak memahami realitas sesungguhnya dari masyarakat kita,” tambahnya.

Baca juga: Menjaga Toleransi Antar-umat Beragama di Kampung Sawah Kota Bekasi...

Selain itu, guru juga bisa membuat para muridnya terbiasa dengan adanya agama lain, selain yang mereka anut. Contohnya, menggunakan nama tempat ibadah dalam setiap pertanyaan.

"Guru kimia bisa bilang, gereja warna putih, masjid warnanya hijau, kalau dicampur menjadi warna apa? Itu realitas keberagaman di sekitar kita, jadi memang tidak mengada-ada," jelasnya.

Dengan demikian, Ruhaini berharap guru di Indonesia mampu menyosialisasikan arti keberagaman agama. Supaya, para murid bisa terbiasa hidup dengan orang beragama lain.

Sementara itu Koordinator Program Alumni Institut Leimena, Daniel Adipranata, mengatakan, guru bisa belajar terlebih dahulu tentang toleransi umat beragama sebelum mempraktekannya ke murid.

Salah satunya, kata Daniel, dengan mendatangi tempat ibadah umat beragama lain. Kemudian, langkah itu bisa dilanjutkan dengan komunikasi bersama pemuka agama tersebut.

Baca juga: Menikmati Kesejukan Toleransi Antar-umat Beragama di Thekelan...

“Bagaimana guru bisa memperkenalkan murid kepada keberagaman atau pluralitas tapi mereka sendiri tidak pernah mengalaminya?" kata Daniel.

"Masyarakat kita, termasuk para guru rata-rata tumbuh dalam lingkungan sangat homogen, sehingga pengalaman keberagaman (agama) diperlukan,” tambah Daniel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkat Facebook, Warga Blitar Temukan Motor yang Dicuri dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

Berkat Facebook, Warga Blitar Temukan Motor yang Dicuri dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

Surabaya
3 Unit Mobil Rusak dalam Kebakaran Garasi di Gresik

3 Unit Mobil Rusak dalam Kebakaran Garasi di Gresik

Surabaya
PKB Lirik Mantan Ketua PWNU Jatim untuk Lawan Khofifah dalam Pilkada Jatim

PKB Lirik Mantan Ketua PWNU Jatim untuk Lawan Khofifah dalam Pilkada Jatim

Surabaya
Balon Udara Meledak dan Rusak Rumah di Ponorogo, Warga: Suaranya Keras Sekali

Balon Udara Meledak dan Rusak Rumah di Ponorogo, Warga: Suaranya Keras Sekali

Surabaya
Bayi Perempuan Terbungkus Plastik Merah Ditemukan di Sumenep, Polisi Buru Pelaku Pembuangan

Bayi Perempuan Terbungkus Plastik Merah Ditemukan di Sumenep, Polisi Buru Pelaku Pembuangan

Surabaya
Cabuli Anak di Bawah Umur, Pemuda di Banyuwangi Diringkus Polisi

Cabuli Anak di Bawah Umur, Pemuda di Banyuwangi Diringkus Polisi

Surabaya
Polisi Amankan Pelaku Begal di Gresik dengan Modus Tuduh Korban Pesilat

Polisi Amankan Pelaku Begal di Gresik dengan Modus Tuduh Korban Pesilat

Surabaya
Daop 8 Surabaya Catat Kenaikan Penumpang 35 Persen Saat Libur Idul Adha

Daop 8 Surabaya Catat Kenaikan Penumpang 35 Persen Saat Libur Idul Adha

Surabaya
Yadnya Kasada 2024, Kawasan Gunung Bromo Tutup 4 Hari

Yadnya Kasada 2024, Kawasan Gunung Bromo Tutup 4 Hari

Surabaya
3 Orang Meninggal usai Dirawat Akibat Ledakan Gas Elpiji di Trenggalek

3 Orang Meninggal usai Dirawat Akibat Ledakan Gas Elpiji di Trenggalek

Surabaya
Kejatuhan Balon Udara Berisi Petasan, Satu Rumah di Ponorogo Rusak

Kejatuhan Balon Udara Berisi Petasan, Satu Rumah di Ponorogo Rusak

Surabaya
Bocah 8 Tahun di Bangkalan Berkurban dari Hasil Menyisihkan Uang Jajan

Bocah 8 Tahun di Bangkalan Berkurban dari Hasil Menyisihkan Uang Jajan

Surabaya
Tukang Pangkas Rambut dan Konsumennya di Sumenep Dikeroyok 10 Orang

Tukang Pangkas Rambut dan Konsumennya di Sumenep Dikeroyok 10 Orang

Surabaya
Viral, Video Gerobak Es Doger Halangi Laju Bus di Jembatan Selowangi Lumajang

Viral, Video Gerobak Es Doger Halangi Laju Bus di Jembatan Selowangi Lumajang

Surabaya
Meriahnya Perayaan HUT Persebaya di Stadion Gelora 10 November

Meriahnya Perayaan HUT Persebaya di Stadion Gelora 10 November

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com