Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Kompas.com - 30/04/2024, 17:35 WIB
Sukoco,
Andi Hartik

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com – Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menutup sementara usaha pembuatan tahu di Desa Kedungputri, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Keberadaan usaha pembuatan tahu itu dikeluhkan warga karena pembuangan limbahnya ke sungai dan menimbulkan bau yang cukup menyengat.

Selain itu, usaha pembuatan tahu itu tidak memiliki izin operasional.

Baca juga: Bus Eka Tabrak Truk di Tol Solo-Ngawi, 1 Orang Tewas, Ini Dugaan Penyebabnya

Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi Yani Sulistyowati mengatakan, selain tidak memiliki izin usaha, pembuatan tahu milik Muanam itu juga tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah.

“Usaha tersebut harus berhenti sementara sampai dia bisa membangun IPAL. Terkait izin, pengusaha harus mengurus izin usaha maupun izin lingkungan melalui sistem OSS,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (30/4/2024).

Baca juga: Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Yani menambahkan, sesuai aturan, pemilik usaha pembuatan tahu dilarang membuang limbah ke saluran sungai tanpa diproses terlebih dahulu di instalasi pengolahan air limbah. Dampak lingkungan dari limbah yang dibuang ke sungai bisa merusak biota di sungai.

“Apa pun alasannya usaha yang menghasilkan air limbah harus diolah dulu sebelum dibuang ke saluran. Dampaknya bisa merusak biota di sungai,” imbuhnya.

Camat Paron, Arin mengatakan, warga mengeluhkan bau menyengat dari sungai yang mengalir di lingkungan mereka karena pabrik tahu di lingkungan mereka membuang limbahnya ke sungai.

Dari hasil mediasi yang dilakukan oleh pihak Kecamatan Paron antara warga dengan pemilik usaha pembuatan tahu, disepakati untuk sementara waktu tidak beroperasi.

“Yang dikeluhkan warga baunya sangat menyengat, mencemari lingkungan. Dari mediasi antara warga dengan pemilik pabrik tahu sepakat untuk sementara berhenti produksi. Pemilik akan membuat IPAL, baru produksi lagi,” katanya.

Dikonfirmasi terpisah, pemilik pabrik tahu, Muanam (41), mengaku akan menghentikan sementara waktu produksi tahunya sambil menunggu pembuatan instalasi pengolahan air limbah.

Dia mengakui selama 1 tahun beroperasi membuang limbahnya ke sungai karena di musim hujan tidak menimbulkan dampak bau yang menyengat.

“Dulu usahanya masih kecil sehingga tidak menimbulkan bau, sejak air limbahnya itu menggenang sehingga menimbulkan bau. Saat ini berhenti dulu produksi menunggu pembuatan IPAL,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Surabaya
2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

Surabaya
Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Surabaya
Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Surabaya
17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

Surabaya
Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Surabaya
Video Kapolsek di Bojonegoro Dipergoki Anak dan Istri Saat Selingkuh, Kapolres: Kami Cek

Video Kapolsek di Bojonegoro Dipergoki Anak dan Istri Saat Selingkuh, Kapolres: Kami Cek

Surabaya
Gempa M 5,3 Guncang Kabupaten Malang

Gempa M 5,3 Guncang Kabupaten Malang

Surabaya
Gunung Raung, Pemilik Kaldera Terbesar Kedua di Indonesia

Gunung Raung, Pemilik Kaldera Terbesar Kedua di Indonesia

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com