Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Ulat Bulu “Serang” Permukiman di Ponorogo, Warga: Gatal-gatal meski Sudah Mandi

Kompas.com, 24 April 2024, 09:42 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

PONOROGO, KOMPAS.com- Ribuan ulat bulu menyerbu permukiman warga yang berada di Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Baca juga: Bikin Gatal-gatal, Ini 5 Cara Membasmi Ulat Bulu dari Rumah

Ari Mahendra, warga Ronowijayan yang terdampak serangan ulat bulu mengatakan, ulat bulu mulai menyerang rumah warga sejak sepuluh hari terakhir. Jumlahnya mencapai ribuan.

“Jadi sudah sejak sepuluh hari lalu, kami warga sekitar lingkungan merasakan gatal-gatal. Awalnya sedikit namun kian hari makin banyak,” kata Ari, Rabu (24/4/2024).

Baca juga: Warga Banyuwangi Diserang Ulat Bulu, Muncul Efek Gatal dan Iritasi di Kulit

Menurut Ari, dalam lima hari terakhir jumlah ulat bulu semakin banyak, bahkan sampai masuk ke rumah-rumah pendidik, sehingga sangat meresahkan.

Bahkan meski sudah mandi, warga setempat masih merasakan gatal-gatal di sekujur tubuhnya.

“Setelah mandi lima sampai 10 menit kami masih merasakan gatal-gatal,” jelas Ari.

ULAT BULU—Salah satu warga Kelurahan Ronowijayan menunjukkan ulat bulu yang menempel di pohon didepan rumahnya di Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI ULAT BULU—Salah satu warga Kelurahan Ronowijayan menunjukkan ulat bulu yang menempel di pohon didepan rumahnya di Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Ari menceritakan tak hanya di pohon, ulat bulu juga sudah masuk ke dalam rumah warga. Ari mengungkap ulat bulu pernah jatuh ke tubuhnya saat berada di dalam rumah.

“Jadi selain di pohon juga masuk rumah. Malam saya juga pernah kejatuhan ulat bulu,” ungkap Ari.

Lain halnya dengan Ari, Nabawi Ansah, warga lainnya mengaku warga banyak yang mengungsi ke mandi di masjid karena serangan ulat bulu.

Pasalnya ulat bulu sudah masuk dan menempel ke dinding-dinding rumah warga.

“Banyak warga yang memilih mengungsi ke masjid untuk menghindari ulat bulu,” tutur Nabawi.

Damkar turun tangan

Damkar Kabupaten Ponorogo turun tangan untuk menangani kasus serangan ulat bulu. Mereka menyemprotkan air detergen dicampur tetes tebu ke pepohonan yang dihuni ribuan ulat bulu.

Menurut mereka, apabila dibakar, ulat bulu akan semakin banyak.

“Dari laporan warga kami turun menyemprotkan air diterjen dicampur tetes tebu ke pohon-pohon yang dihuni ribuan ulat bulu. Kami tidak membakar karena kalau dibakar malah akan bertambah banyak ulatnya,” kata Hari Purnomo, seorang petugas damkar Pemkab Ponorogo.

Baca juga: Teror Ulat Bulu Serang Desa di Indramayu, Warga Keluhkan Gatal-gatal

Hari mengatakan ulat bulu yang menyerang warga Kelurahan Ronowijayan tidak membahayakan. Namun bila terkena kulit akan menimbulkan gatal yang disertai panas.

“Memang jika terkena ulat bulu rasanya gatal sekali dan ada panasnya. Tetapi tidak berbahaya,” jelas Hari.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Surabaya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau