Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sejarah Lebaran Ketupat di Kecamatan Durenan Trenggalek

Kompas.com - 17/04/2024, 18:34 WIB
Slamet Widodo,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

TRENGGALEK, KOMPAS.com - Ribuan orang berebut gunungan ketupat, dalam pelaksanaan Lebaran ketupat di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Rabu (17/4/2024).

Tradisi tersebut sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun silam secara turun-temurun.

Baca juga: Tradisi Lebaran Topat di Mataram, Warga Ziarah ke Makam hingga Berebut Ketupat Agung

Lebaran ketupat di Kecamatan Durenan itu digelar sepekan setelah Idulfitri dan ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah.

Tradisi diawali dengan arak-arakan tumpeng ketupat dari rumah Kepala Desa Durenan, lalu menuju Pondok Pesantren (Ponpes) Babul Ulum. Di Ponpes tersebut selanjutnya digelar doa bersama sebelum tumpeng ketupat raksasa diarak menuju lapangan Kecamatan Durenan 

Saat diarak, tumpeng dibawa melintasi jalan perkampungan, juga jalan Nasional Trenggalek-Tulungagung. Masyarakat antusias berjejer di sepanjang jalan untuk menyaksikan arak-arakan tersebut.

Baca juga: Menengok Tradisi Lebaran Ketupat di Jember, Warga Saling Berbagi Makanan

 

Tidak hanya tumpeng ketupat, ada satu lagi tumpeng ukuran besar berisi hasil bumi di barisan kedua.

Setibanya di lapangan, gunungan ketupat diperebutkan oleh masyarakat.

Mereka meyakini, bahwa ketupat di tumpeng tersebut memiliki berkah lantaran telah didoakan oleh para tokoh agama di Kecamatan Durenan.

Baca juga: 7 Gunungan Ketupat dan Jajanan Simbol Kerukunan Warga Pamot Saat Syawalan

Salah satu pengunjung asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur Sanusi (53) mengaku, setiap Lebaran ketupat selalu hadir ke Durenan bersama keluarganya. Sebab, tradisi lebaran ketupat di Durenan belum ada di wilayahnya.

"Saya setiap lebaran ketupat selalu ke sini (Durenan), dan ikut berebut berkah," kata Sanusi.

Sedangkan salah satu pemudik dari Kalimantan Timur, Noni Herlinda (26) mengaku senang dan takjub karena baru pertama melihat Lebaran ketupat yang sangat meriah.

"Senang banget, dan baru kali ini melihat lebaran ketupat secara langsung. Meriah dan dan ramai sekali. Tentunya silaturahmi sambil menikmati ketupat sayur. Rasanya nikmat," terang Noni.

Sejarah

Pengasuh Ponpes Babul Ulum Durenan KH Abdul Fattah Mu'in menjelaskan, Lebaran ketupat di Kecamatan Durenan merupakan tradisi yang telah dilakukan sejak 200 silam. Mulanya kegiatan ini dilaksanakan oleh pemuka agama bernama Mbah Mesir.

Awalnya, hanya tiga rumah keluarga Ponpes Babul Ulum yang melaksanakan tradisi Lebaran ketupat.

"Tradisi ini sudah dilaksanakan sejak selama 200 tahun terakhir. Awalnya hanya keluarga Mbah Mesir saja," terang Pengasuh Ponpes Abdul Fattah Mu'in.

Pada waktu itu,  masyarakat sekitar enggan untuk bersilaturahmi pada Hari Raya Idulfitri pada hari H. Masyarakat baru bisa silaturahmi sepekan setelah Idulfitri. 

"Karena, enam hari setelah Lebaran pertama, kami sekeluarga melakukan puasa Syawal," ujar KH Abdul Fattah.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat ikut membuat ketupat dan melaksanakan Lebaran ketupat dengan cara dan kemampuan masing-masing warga. Sehingga, tradisi tersebut tetap bertahan dan terjaga hingga kini.

"Kami tidak meminta atau mengajak masyarakat untuk melaksanakan Lebaran ketupat. Sebab membutuhkan tenaga serta biaya tidak sedikit. Tapi mereka antusias, turut melaksanakan lebaran ketupat," terang KH Abdul Fattah Mu'in.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Surabaya
Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Surabaya
Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Surabaya
Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu 'Selamat Tinggal Masa Lalu'

Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu "Selamat Tinggal Masa Lalu"

Surabaya
Pria di Lamongan Diamankan atas Dugaan Penipuan Jasa Foto Pernikahan

Pria di Lamongan Diamankan atas Dugaan Penipuan Jasa Foto Pernikahan

Surabaya
Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Demonstrasi Hari Buruh di Surabaya Besok

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Demonstrasi Hari Buruh di Surabaya Besok

Surabaya
Nelayan Tua di Situbondo yang Hilang di Laut Ditemukan Selamat oleh Nelayan Lainnya

Nelayan Tua di Situbondo yang Hilang di Laut Ditemukan Selamat oleh Nelayan Lainnya

Surabaya
Pemulung di Kota Malang Curi Pompa Air di Perumahan

Pemulung di Kota Malang Curi Pompa Air di Perumahan

Surabaya
1.380 Warga Kota Kediri Terjangkit TBC, Penyebabnya Putus Pengobatan

1.380 Warga Kota Kediri Terjangkit TBC, Penyebabnya Putus Pengobatan

Surabaya
20.000 Buruh Akan Geruduk Kantor Gubernur Jatim Saat May Day, Ini Rutenya

20.000 Buruh Akan Geruduk Kantor Gubernur Jatim Saat May Day, Ini Rutenya

Surabaya
Dugaan Pemerkosaan Remaja di Jember Terungkap dari Catatan Buku Harian Korban

Dugaan Pemerkosaan Remaja di Jember Terungkap dari Catatan Buku Harian Korban

Surabaya
Camat Sebut Perahu Tenggelam di Gresik Angkut Mahasiswa yang Jalani Pelantikan

Camat Sebut Perahu Tenggelam di Gresik Angkut Mahasiswa yang Jalani Pelantikan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Perahu yang Tenggelam dan Tewaskan 1 Orang di Bawean Gresik Diduga Kelebihan Muatan

Perahu yang Tenggelam dan Tewaskan 1 Orang di Bawean Gresik Diduga Kelebihan Muatan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com