KEDIRI, KOMPAS.com- Jumat (5/4/2024) menjadi hari bersejarah dalam dunia penerbangan di Jawa Timur. Sebab, Bandara Internasional Dhoho Kediri mulai beroperasi dengan ditandainya pendaratan pesawat Citilink kode penerbangan QG 752.
Pembangunan bandara yang diprakarsai oleh PT. Gudang Garam melalui anak perusahaan PT Surya Dhoho Investama (SDHI) itu dimulai tahun 2022 dengan total nilai investasi sebesar Rp 13 triliun.
Baca juga: Pendaratan Pesawat Perdana di Bandara Dhoho Kediri Diwarnai Tradisi Water Salute
Bandara tersebut sekaligus merupakan satu-satunya bandara yang dibangun oleh swasta murni melalui proyek kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU).
Lokasinya berada di sekitar 321 hektar lahan di Kediri bagian barat, tepatnya di Kecamatan Grogol. Wilayah ini masuk pada kawasan Gunung Wilis.
Bandara Dhoho Kediri tampak megah dan modern. Namun juga menonjolkan suasana tradisional.
Pemandangan yang indah itu sudah cukup terasa sejak memasuki pintu gerbangnya. Yakni selepas lahan parkir, akan disuguhi sepasang gapura bentuk candi yang berdiri tepat di depan bangunan utama bandara.
Pada titik penjemputan maupun pengantaran bus bandara dari perusahaan otobus Harapan Jaya dan Damri tampak berjajar.
Setelah melewati akses utama titik penjemputan dan pengantaran, akan langsung terlihat titik akses keberangkatan di sisi kiri dan akses kedatangan di sisi kanan.
Di sela-selanya ada deretan kamar untuk food court maupun pernik-pernik. Lokasi itu termasuk dipersiapkan sebagai wadah promosi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Baca juga: Bandara Dhoho Diresmikan Setelah Lebaran, Penerbangan Pertama 5 April 2024
Pada bagian tengah bangunan, terdapat taman yang langsung mendapat suplai cahaya dan udara dari rongga besar yang ada di atap bangunan. Di taman itu, dihiasi juga dengan beberapa miniatur candi.
Candi-candi itu bukan satu-satunya ornamen budaya yang ada. Masih banyak jenis lainnya mulai dari mural hingga relief yang kesemuanya seakan bercerita tentang kemegahan era Kerajaan Kediri.
Mey Chun, salah seorang calon penumpang pesawat mengekspresikan kekagumannya dengan bentuk bangunan bandara tersebut. Dia menyamakannya dengan bandara di luar negeri.
“(Desain bangunannya) bagus sekali. Modelnya terbuka di tengahnya (rongga atap). Jadi kayak (bandara) di Singapura,” ujar Mey yang akan berangkat ke Jakarta itu saat ditemui di bandara Dhoho, Jumat (5/4/2024).
Selain itu juga ada fasilitas-fasilitas penunjang lainnya termasuk nursery room atau tempat yang bisa dimanfaatkan untuk ibu menyusui atau pun keperluan mengurus anaknya.
Begitu pula pada bagian bangunan utama, bandara yang pengelolaannya bekerja sama dengan Angkasa Pura 1 itu mempunyai runway atau landas pacu berukuran 3.300 x 45 meter yang mampu didarati pesawat jet berbadan lebar.