Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.300 Hektar Tanaman Padi di Ngawi Gagal Panen akibat Terendam Banjir

Kompas.com - 21/03/2024, 10:51 WIB
Sukoco,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com  – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mencatat lebih dari 1.300 hektar tanaman padi gagal panen karena terendam banjir meluapnya Bengawan Solo dan Bengawan Madiun pada pertengahan Maret 2024.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi Supardi mengatakan, 1.300 hektar sawah petani yang terendam merupakan sawah yang berada di bantaran sungai di 6 kecamatan.

“Itu sawah yang berada di tepi sungai sekitar 1.300-an ada di Kwadungan, Pangkur, Geneng, Ngawi sedikit, yang berada di bantaran Bengawan Madiun. Yang Bengawan Solo di Kecamatan Karanganyar dan Mantingan,” kata Supardi saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (20/3/2024).

Baca juga: 72 Hektar Tanaman Padi Siap Panen di Magetan Terendam Banjir

Supardi menambahkan, dari 1.300 hektar lahan pertanian padi yang gagal panen, hanya sekitar 250 hektar yang mengikuti program asuransi.

Dalam program asuransi tersebut, petani mendapat subsidi premi sebesar Rp 144.000 per hektar.

“Sebenarnya petani hanya membayar Rp 36.000 per hektar, karena pemerintah mensubsidi Rp 144.000 per hektar,” imbuhnya.

Baca juga: Terdampak Kekeringan, Ratusan Hektar Tanaman Padi di Jombang Terancam Gagal Panen

Meski asuransi tanaman padi disubsidi sebagian oleh pemerintah, namun minat petani di Ngawi untuk mengasuransikan tanaman padinya masih sangat rendah.

Untuk padi gagal panen karena terendam banjir, petani akan menerima klaim asuransi sebesar Rp 6 juta per hektar.

“Petani akan mendapat klaim asuransi sebesar Rp 6 juta per hektar jika tanaman padi mereka gagal panen karena terendam banjir,” katanmya.  

Supardi mengatakan, Pemerintah Kabupaten Ngawi sejak tahun 2015 telah mengimbau kepada para petani yang memiliki lahan persawahan di bantaran Bengawan Solo maupun Bengawan Madiun untuk lebih waspada. Sebab, setiap tahun di musim penghujan lahan tersebut terendam banjir.

Namun, petani masih banyak yang enggan memanfaatkan bantuan premi asuransi sebesar Rp 144.000.

“Saya memang menganjurkan tetapi namanya asuransi ini jaga-jaga petani masih enggan,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com