LUMAJANG, KOMPAS.com - Antrean mengular terjadi saat Pemerintah Kabupaten Lumajang menggelar gerakan pangan murah di Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT), Kecamatan Kedungjajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (8/3/2024).
Saking banyaknya warga yang datang, panjang antrean dengan sistem satu banjar ini mencapai 30 meter.
Baca juga: 4 Dermaga di Pelabuhan Merak Sempat Ditutup, Antrean Mengular
Bukan tanpa alasan warga rela mengantre. Sebab, dalam gerakan pangan murah, Pemkab menjual bahan pokok seperti beras, bawang merah, telur, dan minyak goreng di bawah rata-rata harga pasar.
Harga beras medium dijual dengan harga Rp 10.200 per kilogram. Padahal di pasaran, beras medium dijual seharga Rp 14.000 per kilogram.
Baca juga: Kejari Tahan Mantan Kabid Hortikultura Lumajang Terkait Korupsi Bibit Pisang Mas Kirana
Telur yang biasanya dijual Rp 32.000 per kilogram dijua harga Rp 28.000 per kilogram.
Sulis (43), salah satu warga yang mengantre mengatakan, ia datang ke KWT sejak pukul 07.00 WIB. Padahal, acaranya baru dimulai pukul 08.30 WIB.
Menurut Sulis, sebelum gerakan pangan murah dibuka, sudah banyak warga yang mengantre.
Baca juga: Ironi Lumbung Padi, Panen Raya Demak Harga Beras Melambung tapi Gabah Terjungkal
Bahkan, warga yang lelah menunggu akhirnya menaruh sandal mereka berjajar ke belakang agar antrean tak diserobot.
"Tadi sebelum dibuka itu kita taruh sandal, karena capek berdiri, kalau ditinggal takut diserobot orang," kata Sulis.
Luluk, pengunjung lainnya mengatakan, rela antre panjang dan lama lantaran harga pangan yang dijual di gerakan pangan murah memiliki selisih cukup banyak dibandingkan dengan di pasaran Lumajang.
Ia mengaku, hendak membeli beras dan telur untuk stok selama bulan Ramadhan. Menurutnya, harga telur dan beras kini sangat mahal.
"Mau beli beras sama telur, kalau bisa beli banyak buat stok puasa. Kalau di pasar kan mahal, jadi mumpung ada ini beli yanh banyak," terang Luluk.
Baca juga: Naik Lagi, Harga Telur di Semarang Tembus Rp 32.000 Per Kg dan Daging Ayam Rp 40.000
Pantauan Kompas.com, gerakan pangan murah yang digelar Pemkab Lumajang diwarnai aksi borong.
Meski pembelian beras sudah dibatasi satu orang hanya 10 kilogram, namun banyak yang mendapatkan lebih.
Bahkan, ada yang bolak-balik ke KWT demi bisa mengangkut beras. Modusnya, ada yang bertugas mengantre dan ada yang bagian membawa barang.