KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah meminta Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, turut membantu penanganan para santri lainnya di Pesantren Al Hanifiyah pascakasus penganiayaan yang menewaskan seorang santri.
Hasilnya, pihak Kemenag telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APKB) hingga dinas sosial untuk membantu para santri tersebut.
Komisioner KPAI Aris Leksono Adi mengatakan, jika dibutuhkan, para pihak tersebut akan memberikan pendampingan berupa bimbingan psikososial, trauma healing, maupun penguatan mental.
“Juga layanan konsultasi psikis bagi para santri,” ujar Leksono Adi pada awak media di Kediri, Jumat (1/3/2024).
Adapun soal kabar pemindahan santri karena pesantren tersebut belum memiliki izin operasi, menurutnya itu poin yang perlu dipikirkan secara matang.
Pihaknya mengajak berpikir objektif karena pemindahan santri bukanlah perkara mudah dan membutuhkan proses panjang.
“Saya kira kita harus berpikir panjang karena memindah anak gak semudah yang kita perkirakan,” ujar Leksono Adi.
Baca juga: Soal Santri Tewas Dianiaya Senior, Bupati Banyuwangi: Tak Ada Toleransi pada Perundungan
Lebih objektif, kata dia, jika dilakukan assessment awal untuk memetakan masalah dan kebutuhan para santri tersebut.
Dari situ nanti akan diketahui mana yang sekadar membutuhkan layananan pendampingan klasikal dan mana yang butuh layanan personal.
"Kalau bisa terpetakan maka bagaimana perlakuan intervensinya akan objektif,” pungkasnya.
Adapun perihal teknis penanganan santri lainnya tersebut, Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Kabupaten Kediri Sugeng, belum memberikan konfirmasi.
Pesantren Al Hanifiyah di Kediri jadi sorotan setelah terjadi tragedi yang menimpa santri asal Banyuwangi berinisial BBM (14).
BBM meninggal dunia di Pesantren Al Hanifiyah Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, dan jenazahnya dipulangkan ke kampung halamannya di Banyuwangi, Jumat (25/2/2024).
Mulanya, penyebab kematiannya dikabarkan akibat terpeleset di kamar mandi. Namun keluarga tak mempercayainya.
Baca juga: Kasus Kekerasan Santri di Kediri, Polisi: Luka Korban di Separuh Badan Atas
Video perihal protesnya keluarga korban atas kondisi jenazah tersebut viral di media sosial.
Peristiwa itu lalu bergulir di kepolisian dan hasil penyelidikan mengungkap, korban tewas akibat pengeroyokan oleh sesama santri di pesantren.
Penyelidikan itu juga menetapkan empat orang santri sebagai tersangka pelakunya. Mereka melakukannya dengan dalih jengkel terhadap sikap korban yang sudah dinasehati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.