LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali meletus, Jumat (23/2/2024).
Erupsi berupa letusan abu dari puncak kawah Jonggring Saloko ini terjadi pada pukul 07.16 WIB.
Kepala Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru Liswanto mengatakan, secara visual, Gunung Semeru meluncurkan abu setinggi 1.000 meter.
Baca juga: Alami Erupsi, Gunung Semeru Luncurkan Kolom Abu Setinggi 1.300 Meter
"Terjadi erupsi pukul 07.16 WIB, tinggi kolom teramati 1.000 meter di atas puncak," kata Liswanto melalui sambungan telepon, Jumat (23/2/2024).
Liswanto mengatakan, dalam 6 jam terakhir, Gunung Semeru tercatat alami 24 kali letusan dan empat kali guguran lava dengan jarak mencapai 800 meter.
"Periode pengataman pukul 00.00-06.00 WIB, terjadi 24 kali letusan dan 4 kali guguran," tambahnya.
Baca juga: Alami Erupsi, Gunung Semeru Luncurkan Kolom Abu Setinggi 1.300 Meter
Sementara, Kepala BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengatakan, meski beberapa kali mengalami erupsi, kondisi Gunung Semeru sampai saat ini masih normal.
Beberapa kali erupsi dan guguran yang terjadi juga tidak menimbulkan dampak langsung bagi masyarakat.
"Kondisi Gunung Semeru masih normal, statusnya tetap pada level III. Memang beberapa kali erupsi tapi masih ada di radius aman dari pemukiman warga," kata Patria.
Meski begitu, Patria mengimbau, warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Baca juga: Pekerja Tambang Pasir Ditemukan Tewas Terseret Banjir Lahar Semeru
Selain itu, kata Patria, dalam radius 5 Km dari kawah Gunung Api Semeru agar tidak dilakukan aktivitas karena rawan terhadap bahaya lontaran batu.
"Waspadai resiko awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," imbaunya.
Khusus para penambang pasir di aliran sungai yang berhulu ke Gunung Semeru, Patria meminta agar para penambang segera beranjak dari sungai apabila cuaca sudah mendung.
Sebab, resiko banjir lahar hujan Gunung Semeru bisa terjadi kapan saja baik dengan intensitas kecil maupun besar.
"Bagi para penambang agar segera menepi jika cuaca mulai mendung, terlebih jika sirine sudah berbunyi untuk segera meninggalkan aliran sungai," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.