Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heran dengan Data Kemiskinan Pemerintah, Kades Gebyog: Jadi Saya Memimpin, Rakyat Saya Malah Melarat

Kompas.com - 28/01/2024, 05:14 WIB
Sukoco,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com - Suyanto, Kepala Desa (Kades) Gebyog, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur (Jatim), mengaku heran warganya yang miskin bertambah hampir tiga kali lipat selama dirinya menjabat.

Sejak dilantik menjadi Kades Gebyog pada Bulan Desember 2019, dia mengatakan jumlah warga miskin sekitar 80 kepala keluarga (KK). Namun pada Januari 2024, ada 200 KK miskin di desanya yang menerima bantuan pemerintah.

Baca juga: Sering Bantu Siswa Miskin, Guru Honorer Ini Diangkat Jadi Tenaga Ahli Bupati Kediri

“Tahun 2019 ada 80 warga saya menerima bantuan karena perekonomian terdampak Covid-19. Saya masih bisa terima. Sekarang Covid sudah mereda, warga miskin di desa saya justru bertambah menjadi 200 lebih keluarga. Jadi saya memimpin ini, rakyat saya malah jadi melarat,” ujarnya ditemui di rumahnya Minggu (27/1/2024).

Saat pertemuan dengan pejabat baik di kecamatan maupun kabupaten, Suyanto mengaku selalu mempertanyakan cara pendataan warga miskin.

“Setiap rakorcam (rapat koordinasi kecamatan), sering saya tanyakan, itu datanya dari mana? Kriteria miskin mereka itu seperti apa?" imbuhnya.

Sayangnya, hingga kini dirinya juga belum mendapatkan jawaban pasti soal data tersebut. 

“Kalau kita tanya ke pemerintah daerah mengapa masih ada yang punya mobil menerima bantuan, yang miskin tidak menerima bantuan, mereka juga hanya bilang sesuai data saja,” katanya.

Pensiunan kepala sekolah itu mengaku sering tak dilibatkan dalam pendataan warga miskin. Sehingga jika ada warga yang seharusnya tak mendapat bantuan, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

“Kalau kita mau menghentikan bantuan bagi warga yang sudah tidak layak juga menyalahi aturan, karena datanya dari pusat,” ucapnya.

Di pertengahan Bulan Januari 2024, Suyanto mengaku mendapat data penerima bantuan beras 10 kg untuk enam bulan ke depan. Dia menyebut ada 173 warganya yang akan menerima bantuan beras tersebut. 

Namun, dia mengatakan sejumlah data penerima bantuan beras sudah tak valid. 

“Beberapa ada yang sudah meninggal. Tapi di sini masih tercatat menerima bantuan beras. Ada juga warga saya yang punya mobil dua masih masuk data penerima bantuan. Bahkan rumahnya sudah tingkat juga menerima bantuan,” keluhnya.

Baginya, yang menyedihkan adalah ada warga yang berusia 80 tahun dan tinggal di rumah tak layak tapi tidak masuk data penerima bantuan.

Baca juga: Kisah Pemuda Miskin Ekstrem Asal Sumbawa yang Lumpuh 25 Tahun, Butuh Bantuan...

“Mbah Semi itu tinggalya di rumah tidak layak, usianya sudah renta, tinggal sendirian tapi malah tidak terdata di penerima bantuan,” sesalnya.

Suyanto pun telah meminta warganya berbangga karena tidak terdata menjadi keluarga miskin penerima bantuan dari pemerintah. Namun ternyata tidak mudah mengubah budaya untuk selalu mendapatkan bantuan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com