SURABAYA, KOMPAS.com - Otoritas Amerika Serikat memberikan sanksi kepada seorang warga Negara Indonesia (WNI), Agung Surya Dewanto, karena perusahaannya yang bernama Surabaya Hobby dituduh memasok 100 servomotor sebagai komponen produksi kendaraan udara nirawak (UAV) ke Pishgam Electronic Safeh Company (PESC) di Iran.
Kompas.com mendatangi kantor perusahaan di Jalan Barata Jaya, Kelurahan Barata Jaya Kecamatan Gubeng tersebut untuk meminta klarifikasi pada Rabu (17/1/2024) siang.
Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi ke Pengusaha Surabaya, Tuduh Pasok Komponen UAV ke Iran
Kantor di sebuah rumah toko (Ruko) itu terlihat tidak ramai.
Di dalam kantor terdapat banyak drone dan beragam perangkatnya. Salah seorang pegawai menyebutkan, perusahaan tersebut menjual drone dan perangkatnya termasuk membuka layanan perbaikan.
Namun pegawai tersebut mengaku tidak tahu keberadaan Agung Surya Dewanto yang disebut sebagai pemilik perusahaan.
Baca juga: Ukraina Jatuhkan 19 dari 20 Drone Shahed Iran yang Diterbangkan Rusia
Pegawai lantas mengarahkan Kompas.com mewawancarai kepada perempuan bernama Frea Febri yang mengaku sebagai marketing di perusahaan tersebut.
Frea juga mengaku sebagai kerabat Agung Surya Dewanto.
"Pak Agung sudah lama tidak ada di sini. Toko ini sekarang saya yang mengelola," katanya.
Baca juga: Thermal Drone Belum Berhasil Pantau Kawah di Puncak Marapi
Frea mengaku memantau pemberitaan yang menyebut perusahaannya memasok 100 servomotor sebagai komponen produksi kendaraan udara nirawak (UAV) ke Pishgam Electronic Safeh Company (PESC) di Iran.
"Tapi kami tidak pernah menjual sampai ke luar negeri," ujarnya.
Baca juga: Rusia Hancurkan Fasilitas Produksi Amunisi dan Drone Ukraina
Dia mengaku menjual servomotor yang disebut dalam pemberitaan tersebut, namun sekali lagi dia menegaskan penjualan hanya di dalam negeri.
Frea enggan menjelaskan detail perihal tudingan otoritas Amerika Serikat tentang pasokan 100 servomotor.
"Soal itu saya tidak tahu," ucapnya.
Dalam laporan Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan (OFAC) AS itu, PESC disebut sebagai perusahan yang ditunjuk untuk menyediakan servomotor bagi Pasukan Udara Korps Pengawal Revolusi Iran, bernama Islamic Revolutionary Guard Corps Aerospace Force Self Sufficiency Jihad Organization (IRGC ASF SSJO) dan program UAV-nya.
AS menyebut pesawat udara nirawak hasil produksi IRGC Iran itu didistribusikan ke kelompok-kelompok teroris di Timur Tengah, dan juga ke Rusia dalam perang Ukraina.
Baca juga: Pelaku Ketuk Kaca Mobil Belum Tertangkap, Satpol PP Surabaya Minta Warga Lapor 112
Servomotor adalah perangkat elektromekanik yang berfungsi mendorong atau memutar objek dengan akurasi tinggi. Alat ini memiliki peran penting pada drone dalam memberikan kinerja penerbangan yang stabil dan presisi.
Dalam wawancara BBC, Agung mengaku bahwa dia pernah menjual komponen drone ke luar negeri, dan mungkin alat-alat itu disalahgunakan dan dijual oleh pembeli ke Iran.
“Tidak benar, dan tidak pernah kirim ke perusahaan tersebut (PESC) atau ke negara Iran,” kata Agung, Selasa (16/1/2024).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.