MALANG, KOMPAS.com – Seorang mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) Institut Pertanian Bogor (IPB), Galang Edhi Swasono ditemukan tewas di Teluk Semut, Pulau Sempu, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jumat (29/12/2023).
Galang meninggal saat melaksanakan tugas penelitian bertajuk ekspedisi Studi Konservasi Lingkungan (Surili) di Cagar Alam (CA) Pulau Sempu.
Baca juga: IPB soal Ekspedisi Surili di Pulau Sempu: Semua Aspek Safety Sudah Disiapkan
Berkaca dari insiden tersebut, Kepala Resort Konservasi Wilayah 21 Pulau Sempu Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Purwanto menyampaikan beberapa hal saat peneliti atau pihak yang berkepentingan berada di area Pulau Sempu.
“Mitigasi yang harus dipenuhi oleh setiap orang ketika berada di kawasan Pulau Sempu di antaranya alat komunikasi seperti ponsel dan peluit, peta, dan peralatan lain yang dibutuhkan, seperti snake hook untuk mengantisipasi serangan reptil,” ungkapnya melalui sambungan telepon, Minggu (31/12/2023).
Selain peralatan, perilaku ketika berada di dalam area Pulau Sempu, juga perlu diperhatikan untuk menjaga kearifan lokal. Di antaranya sikap sopan baik dalam perilaku maupun ucapan, serta tidak boleh berjalan sendiri.
“Tidak boleh arogan saat berada di dalam area Pulau Sempu,” jelasnya.
Baca juga: Kisah Galang yang Hilang dan Ditemukan Meninggal di Pulau Sempu Malang
“Semua perbekalan yang harus dipenuhi ini pasti kami sampaikan kepada setiap orang yang hendak menuju ke Pulau Sempu, termasuk kepada tim peneliti Surili yang dari IPB ini,” tegasnya.
Pada konteks kejadian yang menimpa Galang, saat itu ia berjalan sendiri dan tidak membawa kelengkapan ponsel, karena habis baterai.
“Saat itu ia hanya berbekal peluit dan snake hook,” tuturnya.
Baca juga: Mahasiswa IPB Hilang di Pulau Sempu Ditemukan Tewas, Polisi Pastikan Tak Ada Serangan Binatang Buas
Pada saat hilang kontak, Galang diduga tersesat di kawasan setempat. Namun, belum diketahui pasti apa penyebab hingga membuatnya tewas. Dugaan sementara, Galang diduga terperosok hingga jatuh ke Teluk Lele.
“Kemungkinan besar ia tersesat. Sebab, jarak antara Telaga Lele dan Teluk Semut ini jaraknya sangat jauh. Telaga Lele berada di sisi timur, sedangkan Teluk Semut berada di sisi barat utara Pulau Sempu,” jelas Purwanto.
Belajar dari peristiwa Galang, Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Jawa Timur akan lebih memperkuat mitigasi perjalanan ke Pulau Sempu, dengan cara lebih selektif terhadap pihak yang mengajukan izin masuk ke kawasan Pulau Sempu.
“Petunjuk pimpinan Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, kami akan lebih selektif untuk memberi ijin masuk ke kawasan Pulau Sempu. Pulau Sempu hanya boleh dimasuki oleh pihak yang hendak melakukan program penelitian, pendidikan, dan ilmu pengetahuan,” bebernya.
Sementara itu, atas tewasnya Galang, ekspedisi Surili terpaksa diberhentikan, dan seluruh anggota ekspedisi ditarik dari kawasan Pulau Sempu.
“Program penelitian itu dijadwalkan rampung pada tanggal 2-3 Januari 2024, tapi karena kejadian ini terpaksa kami hentikan dan seluruh anggota kami tarik. Mereka sudah pulang Sabtu (30/12/2023) pagi,” pungkasnya.