KOMPAS.com - RH, seorang nenek berusia 70 tahun tewas tenggelam di Sungai Brantas di seberang Gapura Gang 9, Jalan Raya Kemlaten, Karang Pilang Surabaya pada Kamis (21/12/2023) sekitar pukul 08.30 WIB.
Ali Rohmat, keponakan RH bercerita bahwa Nenek RH menyeberangi jalan raya tepat di depan gang pemukiman rumah pada Kamis pagi.
Jalan raya tersebut memiliki empat lajur dua arah dengan lebar sekitar 10 meter.
Saat menyeberang, Nenek RH dibantu oleh karyawan toko bangunan di dekat lokasi. Para saksi mengira Nenek RH menyeberang untuk mencari angkutan umum yang melintas dari utara ke selatan.
"Ceritanya, awalnya dia minta diseberangkan jalan oleh orang toko bangunan," ujar Ali saat ditemui di rumah duka kawasan Jalan Kemlaten IX, Kebraon, Karang Pilang, Surabaya, Kamis (21/12/2023).
Baca juga: Jasad Ditemukan di Perairan Pantai Jeranjang Lombok Barat, Diduga Korban Kapal Tenggelam
Bahkan saat itu sebuah angkutan umum sempat berhenti di dekat korban yang berdiri di bahu jalan. Namun karena Nenek RH tak naik, angkutan umum itu melanjutkan perjalanan.
"Orang orang menyangka,ibu sudah naik bemo. Tapi ternyata enggak. Bemo sudah pergi," jelasnya.
Tak lama warga yang tinggal di sisis barat sungai berteriak meminta tolong karena melihat kirban yang berdiri di bahu jalan berjalan pinggiran sungai dan menceburkan diri ke Sungai Brantas.
Menurut Ali, saat itu sejumlah warga memberi tahu keluarga yang tinggal lima meter dari pintu gerbang Gang 9.
Anak kedua korban, Jaswadi yang tahu kabar sang ibu langsung berlari ke sungai dan berenang untuk menyelamatkan sang ibu.
"Nah orang seberang sungai teriak-teriak, minta tolong ke orang sehingga di sisi sini kedengeran. Akhirnya ada yang memanggil anaknya (anak kedua)," katanya.
Baca juga: Bocah di Pelalawan Riau Tenggelam Saat Mandi di Sungai
Menurut Ali, sang bibi sengaja mengakhiri hidupnya karena kerap sakit-sakitan dalam kurun waktu yang lama.
Bahkan ia mengatakan sang bibi kerap meracau ingin mengakhiri hidup.
"Soalnya rencana mau bunuh diri itu sudah lama, ingin minum racun atau apa. Ngomongnya sudah ngelantur. Iya sepuh juga," ungkapnya.
Ali bercerita sang bibi kerap bejemur dengan duduk di kursi yang berada di teras rumah. Biasanya aktivitas sang bibi diawasi oleh keluarga.