Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Eksavator Temukan Jasad Pria saat Bersihkan Sungai di Surabaya

Kompas.com, 23 November 2023, 21:44 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Jenazah seorang pria ditemukan mengambang di sungai Jalan Bibis Karah, Jambangan, Surabaya, Kamis (23/11/2023). Diduga, korban sudah tiga hari dalam kondisi tenggelam.

Petugas eskavator PT Jasa Tirta, Slamet mengaku menemukan jenazah tersebut sekitar pukul 14.30 WIB. Ketika itu, ia tengah membersihkan eceng gondok yang menumpuk di sungai.

"Saya mengeruk (eceng gondok) enggak yang di mayitnya (mayat). Terus setelah sampahnya mulai misah, baru bau," kata Slamet, ketika berada di lokasi.

Baca juga: TKI Cianjur Meninggal di Kamboja, Keluarga Desak Jenazah Dipulangkan

Slamet yang mencium bau menyengat tersebut menghentikan pekerjaannya membersihkan eceng gondok. Dia penasaran dan langsung mencari asal dari aroma mencurigakan itu.

"Saya curiga, saya berhenti lihat-lihat bangkai apa itu, ternyata mayit (mayat), saya pastikan itu mayit. Enggak (mengangkat), cuma ada bau terus saya pastikan, begitu saja," jelasnya.

Saksi menemukan, kondisi jenazah tersebut dalam posisi mengambang di sungai dan menelungkup. Dia memperkirakan, korban merupakan seorang lelaki yang sudah berumur 40 tahun.

"Cuma kelihatan pakai kaos merah, enggak tahu (panjang atau pendek), celananya kayak jins kena lumpur. Enggak kelihatan (ada tas), lain-lain enggak ada," ujar dia.

Mengetahui hal itu, Slamet langsung melaporkan penemuan jenazah tersebut ke kantornya. Kemudian, informasi itu diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya untuk segera dilakukan evakuasi.

"Enggak tahu (sosok siapa), warga enggak ada yang cerita. Enggak mendengar ada keluarga yang cari, biasanya kan ada keluarga yang ramai-ramai, tapi ini enggak ada," ucapnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Kota Surabaya, Laksita Rini memperkirakan, korban sudah tiga hari tenggelam. Namun, dia masih menunggu tim Inafis Polrestabes untuk memastikan hal tersebut.

"Kalau lihat dari badannya sudah besar-besar, kayaknya lebih dari tiga hari. Belum ditentukan (identitasnya, kita tunggu dari Inafisnya saja," kata Rini.

Baca juga: Jenazah Uskup Agung Ende Vincentius Sensi Potokota Dimakamkan Pagi Ini, ASN dan Siswa Diliburkan

Rini mengungkapkan, hingga sekarang masih belum ada keluarga korban yang melaporkan kehilangan. Oleh karena itu, jenazah akan menjalani pemeriksaan terlebih dahulu untuk diketahui identitasnya.

"Sampai dengan saat ini, tidak ada yang melapor kelihangan keluarga. Mungkin dari keluarga luar kota Surabaya, terus terbawa arus dan masuk ke wilayah ini, mungkin bisa seperti itu," tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau