MADIUN, KOMPAS.com- Pujianto (48), seorang tukang parkir tewas diseruduk mobil ugal-ugalan saat bertugas di ruas jalan Madiun-Surabaya, Desa Tiron, Kecamatan Madiun, Jawa Timur pada Minggu (5/11/2023).
Putri Pujianto, Rizki Melia Putri (23) tak menyangka bahwa sang ayah yang dicintainya meninggal dunia dalam kecelakaan beruntun melibatkan dua mobil serta satu truk tersebut.
Baca juga: Mobil Melaju Kencang Tabrak Kendaraan Terparkir di Madiun, Tukang Parkir Tewas
"Saya kebetulan waktu kejadian masih ada di Semarang. Saya dikabari setelah kejadian dan pulang sampai di sini jam 22.00 WIB, bapak sudah dikafani," ungkap Rizki tak kuasa menyembunyikan kesedihannya saat ditemui oleh Kompas.com di rumah duka, Desa Nglames, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (8/11/2023).
Putri merupakan anak semata wayang almarhum Pujianto.
Di mata Putri, sang ayah bersemangat menyekolahkan dirinya sampai ke perguruan tinggi dari penghasilan menjadi tukang parkir.
Berkat jerih payah sang ayah, Putri saat ini telah duduk di bangku semester 9 Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri Wali Songo, Semarang, Jawa Tengah.
“Saat ini saya sudah semester sembilan. Rencana bulan Februari 2024 sudah diwisuda,” kata Putri sambil menahan tangis.
Putri sempat berharap sang ayah menyaksikan momen-momen dirinya diwisuda dan berterima kasih pada sang ayah atas pengorbanannya.
Baca juga: Kisah Guru MTs Asal Aceh, Tahan Lapar dan Lelah demi Perjuangkan Kuota PPPK Kemenag
Putri melanjutkan, sang ibu saat ini masih bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Malaysia. Sejak 2018 sang ibu tak pulang ke Madiun.
Namun ibunya tetap mengirim uang untuk membantu biaya perkuliahannya.
“Ibu sudah lama tidak pulang sejak tahun 2018. Namun masih mengirim uang untuk biaya kuliah. Kalau bapak saya (almarhum Pujianto) selalu memberi uang saku kalau saya pulang ke Madiun,” ungkap Putri.
Keluarga Pujianto hanya ingin pengemudi mobil Wuling yang menabrak ayahnya bertanggung jawab.
“Kami tidak minta muluk-muluk. Penabrak harus bertanggung jawab dengan mengganti biaya di rumah sakit, pemakaman dan baca doa yang digelar hingga beberapa hari,” ujar kakak kandung korban, Sunaryo (66).
Sunaryo yang didampingi anaknya, Farid Nur Cahyo mengakui keluarga penabrak yang berasal dari Mojokerto, Jawa Timur sudah menemuinya saat berada di rumah sakit.
Bahkan keluarga pengemudi Wuling juga sudah membayar biaya selama korban dirawat di rumah sakit.