Salin Artikel

Tukang Parkir yang Berjuang Kuliahkan Putrinya Itu Tewas Ditabrak Mobil Ugal-ugalan di Madiun

Putri Pujianto, Rizki Melia Putri (23) tak menyangka bahwa sang ayah yang dicintainya meninggal dunia dalam kecelakaan beruntun melibatkan dua mobil serta satu truk tersebut.

"Saya kebetulan waktu kejadian masih ada di Semarang. Saya dikabari setelah kejadian dan pulang sampai di sini jam 22.00 WIB, bapak sudah dikafani," ungkap Rizki tak kuasa menyembunyikan kesedihannya saat ditemui oleh Kompas.com di rumah duka, Desa Nglames, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (8/11/2023).

Kuliahkan sang anak

Putri merupakan anak semata wayang almarhum Pujianto.

Di mata Putri, sang ayah bersemangat menyekolahkan dirinya sampai ke perguruan tinggi dari penghasilan menjadi tukang parkir.

Berkat jerih payah sang ayah, Putri saat ini telah duduk di bangku semester 9 Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri Wali Songo, Semarang, Jawa Tengah.

“Saat ini saya sudah semester sembilan. Rencana bulan Februari 2024 sudah diwisuda,” kata Putri sambil menahan tangis.

Putri sempat berharap sang ayah menyaksikan momen-momen dirinya diwisuda dan berterima kasih pada sang ayah atas pengorbanannya.

Putri melanjutkan, sang ibu saat ini masih bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Malaysia. Sejak 2018 sang ibu tak pulang ke Madiun.

Namun ibunya tetap mengirim uang untuk membantu biaya perkuliahannya.

“Ibu sudah lama tidak pulang sejak tahun 2018. Namun masih mengirim uang untuk biaya kuliah. Kalau bapak saya (almarhum Pujianto) selalu memberi uang saku kalau saya pulang ke Madiun,” ungkap Putri.

Ingin penabrak bertanggung jawab

Keluarga Pujianto hanya ingin pengemudi mobil Wuling yang menabrak ayahnya bertanggung jawab.

“Kami tidak minta muluk-muluk. Penabrak harus bertanggung jawab dengan mengganti biaya di rumah sakit, pemakaman dan baca doa yang digelar hingga beberapa hari,” ujar kakak kandung korban, Sunaryo (66).

Sunaryo yang didampingi anaknya, Farid Nur Cahyo mengakui keluarga penabrak yang berasal dari Mojokerto, Jawa Timur sudah menemuinya saat berada di rumah sakit.

Bahkan keluarga pengemudi Wuling juga sudah membayar biaya selama korban dirawat di rumah sakit.

Hanya saja untuk biaya lain-lain, keluarga pengemudi Wuling akan berkunjung untuk membicarkan di rumah duka dalam waktu dekat.

Ia menambahkan, kecelakaan memang sering terjadi di ruas jalan Madiun-Surabaya Desa Nglames. Beberapa kali kecelakaan melibatkan truk, mobil hingga pejalan kaki.

Sopir Wuling diamankan

Kanit Gakum Satlantas Polres Madiun, Ipda Roni Susanto yang ditemui terpisah menyatakan polisi sudah mengamankan Agus Choirudin (35), pengemudi mobil Wuling Confero.

Namun polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus tersebut.

Untuk menetapkan tersangka polisi harus memeriksa saksi –saksi dalam kejadian itu dan keluarga korban.

“Pengemudi mobil Wuling sudah kami amankan di Polres Madiun. Kami sementara memeriksa saksi-saksi yang mengetahui kasus tersebut termasuk keluarga korban,” jelas Roni.

Untuk memeriksa keluarga korban, kata Roni, polisi menunggu setelah tujuh hari selesai acara kirim doa untuk korban.

Saat diperiksa, kata Roni, pengemudi mobil Wuling mengaku pulang dari acara kegiatan di Solo, Jawa Tengah. Saat itu Agus mengemudi mobil dan membawa delapan penumpang.

“Sopir mengaku kelelahan sehingga konsentrasi berkurang akhirnya menabrak namun tetap mengemudikan dalam kecepatan tinggi,” kata Roni.

Roni menyatakan pihaknya akan melakukan mediasi bila keluarga korban menginginkan kasus kecelakaan beruntun yang menewaskan tukang parkir itu berakhir damai.

Tabrak kendaraan dan tukang parkir

Diberitakan sebelumnya, sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi menabrak kendaraan yang sedang terparkir di bahu jalan Madiun-Surabaya di Desa Tiron, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun Jawa Timur, Minggu (5/11/2023).

Mobil itu juga mengenai tubuh seorang tukang parkir hingga terpelanting.

Akibatnya, tukang parkir bernama Pujianto (48), warga Desa Nglames, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur tersebut meninggal dunia.

Peristiwa tabrakan itu terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial. Tampak dalam video, mobil yang melaju menabrak keras bagian belakang kendaraan yang terparkir. Kendaraan itu mengenai tukang parkir sampai terkapar.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/11/08/115933778/tukang-parkir-yang-berjuang-kuliahkan-putrinya-itu-tewas-ditabrak-mobil

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com