MAGETAN, KOMPAS.com - Matahari sudah tenggelam. Namun Agus dan puluhan relawan lainnya masih melangkahkan kaki naik turun bukit Petak 73 hutan Gunung Lawu di Magetan, Jawa Timur, Sabtu (21/10/2023).
Tangan Agus sibuk mengarahkan penyemprot air ke arah asap yang mengepul. Bara api berasal dari bawah kayu-kayu yang tumbang.
“Kayu ini sudah lapuk. Karena kering dia mudah sekali terbakar. Butuh lima tangki semprot untuk bisa memadamkan,” ujarnya saat ditemui di hutan lindung Gunung Lawu, Sabtu (21/10/2023).
Baca juga: Kebakaran Gunung Lawu Capai Jalan Penghubung Magetan-Karanganyar, Pengendara Diminta Waspada
Sesekali Agus juga terlihat mengarahkan alat penyemprot air ke gundukan tanah yang berasap.
“Di dalamnya ada akar kayu yang membara. Dari luar tidak terlihat, tapi kalau kita injak terasa panas. ini seperti kebakaran di lahan gambut,” ujarnya.
Baca juga: Kebakaran Gunung Lawu Belum Padam, Ribuan Warga Magetan Shalat Minta Hujan
Darpo, salah satu relawan pemadam kebakaran di Gunung Lawu terpaksa memanjat kayu berdiameter lebih dari satu meter yang terihat mengepulkan asap.
Dia mengaku terpaksa naik untuk menjangkau bara api yang berada di bagian atas sisa pohon tersebut.
Meski agak kesulitan, dia bisa mengayunkan parang sehingga kayu yang membara bisa dipisahkan dari bagian pohon yang belum terbakar.
“Sulit dipadamkam. Kalau tidak dipadamkan dia bisa membara lagi. Terpaksa manjat sambil semprot bagian yang ada baranya,” katanya.
Baca juga: Kebakaran Ferry di Pelabuhan Bakauheni Diduga karena Baterai Sepeda Listrik
Belasan rekan Darpo menyemangatinya.
“Naik lebih tinggi, Po. Relawan tangguh,” teriak salah satu relawan.
Suradi, relawan lain, mengaku upaya pemadaman kebakaran Gunung Luwu kali ini cukup sulit dibandingkan dengan tahun 2019.
“Cukup sulit kalau hanya berbekal prang dan sabit, karena pasti berat upaya membuat ilaran baru dengan kondisi ilalang kering cukup tebal,” ucapnya.
Kabakaran hutan di Gunung Lawu sisi selatan yang terjadi sejak hari Senin (16/10/2023) membuat ratusan personel gabungan dari BPBD Kabupaten Magetan, TNI, Polri, serta relawan harus berjibaku memadamkan api.
Kalaksa BPBD Kbaupaten Magetan Ari Budi Santosa mengatakan, titik api sulit dijangkau karena berada di bukit terjal dan curam.