Salin Artikel

Cerita Relawan Berjuang Padamkan Kebakaran Gunung Lawu

Tangan Agus sibuk mengarahkan penyemprot air ke arah asap yang mengepul. Bara api berasal dari bawah kayu-kayu yang tumbang.

“Kayu ini sudah lapuk. Karena kering dia mudah sekali terbakar. Butuh lima tangki semprot untuk bisa memadamkan,” ujarnya saat ditemui di hutan lindung Gunung Lawu, Sabtu (21/10/2023).

Sesekali Agus juga terlihat mengarahkan alat penyemprot air ke gundukan tanah yang berasap.

“Di dalamnya ada akar kayu yang membara. Dari luar tidak terlihat, tapi kalau kita injak terasa panas. ini seperti kebakaran di lahan gambut,” ujarnya.

Darpo, salah satu relawan pemadam kebakaran di Gunung Lawu terpaksa memanjat kayu berdiameter lebih dari satu meter yang terihat mengepulkan asap.

Dia mengaku terpaksa naik untuk menjangkau bara api yang berada di bagian atas sisa pohon tersebut.

Meski agak kesulitan, dia bisa mengayunkan parang sehingga kayu yang membara bisa dipisahkan dari bagian pohon yang belum terbakar.

“Sulit dipadamkam. Kalau tidak dipadamkan dia bisa membara lagi. Terpaksa manjat sambil semprot bagian yang ada baranya,” katanya.

Belasan rekan Darpo menyemangatinya.

“Naik lebih tinggi, Po. Relawan tangguh,” teriak salah satu relawan.

Suradi, relawan lain, mengaku upaya pemadaman kebakaran Gunung Luwu kali ini cukup sulit dibandingkan dengan tahun 2019.

“Cukup sulit kalau hanya berbekal prang dan sabit, karena pasti berat upaya membuat ilaran baru dengan kondisi ilalang kering cukup tebal,” ucapnya.

Kendala

Kabakaran hutan di Gunung Lawu sisi selatan yang terjadi sejak hari Senin (16/10/2023)  membuat ratusan personel gabungan dari BPBD Kabupaten Magetan, TNI, Polri, serta relawan harus berjibaku memadamkan api.

Kalaksa BPBD Kbaupaten Magetan Ari Budi Santosa mengatakan, titik api sulit dijangkau karena berada di bukit terjal dan curam.

Petugas pun berupaya mencegah api merambat ke wilayah hutan produksi dengan memperlebar jalur pendakian sebagai sekat bakar.

Sebanyak 213 petugas gabungan diturunkan untuk melakukan pendinginan atau.

"Jadi personel ini bawa tangki semprot untuk melakukan pendinginan di jalur pendakian dengan menyemprot air di ilaran yang terbakar, ini untuk mencegah kebakaran merambat ke wilayah lain melewati ilaran yang kita buat. Untuk ilaran sudah kita buat sekitar 8.000 meter," katanya.

Ari mengaku selain titik api di medan yang sulit dijangkau, kondisi cuaca juga mempengaruhi sulitnya pemadaman.

Upaya pemadaman dengan water bombing yang dilakukan beberapa waktu lalu ternyata belum efektif di beberapa titik karena pada bagian dalam tanah masih ada bara yang membuat api kembali membesar.

Lokasinya di Petak 51 B-1 Rajeg Angin masuk Wilayah RPH Bedagung Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan dan Petak 73 B-4 Wilayah RPH Desa Getasanyar, Kecamatan Sidorejo.

Ketua penanganan Karhutla Kabupaten Magetan Letkol Inf Dani Indrajaya mengatakan, cuaca di Gunung Lawu dan angin yang cukup kuat berembus membuat bara api di lokasi kebakaran kembali menyala.

“Ini titik api lama yang sudah padam tapi bara apinya masih ada. Karena kondisi yang cukup kering dan angin berembus kencang membuat bara api muncul lagi,” ujarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/10/22/115723278/cerita-relawan-berjuang-padamkan-kebakaran-gunung-lawu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke