Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helikopter "Water Bombing" BNPB Tangani Kebakaran Gunung Arjuno-Welirang

Kompas.com - 04/09/2023, 14:42 WIB
Imron Hakiki,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sepuluh hari berselang sejak hutan dan lahan Gunung Arjuno-Welirang terbakar pada 26 Agustus 2023, api masih belum berhasil dipadamkan hingga Senin (4/9/2023).

Bahkan, sebaran api terus meluas hingga ke wilayah administrasi Kota Batu dan Kabupaten Pasuruan.

Baca juga: Karhutla di Gunung Arjuno Meluas, BNPB Diminta Tambah Water Bombing

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan mengatakan sebaran titik api merambat ke Desa Toyomarto Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

Sedangkan wilayah Kabupaten Pasuruan meliputi Desa Ledug, Kecamatan Prigen, hingga ke Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

"Luas lahan yang terbakar mencapai 1.244 hektar dengan total 149 titik api. Ini pemetaan sementara, sebab bisa jadi akan meluas karena api masih belum dapat dipadamkan," ungkapnya melalui sambungan telepon, Senin (4/9/2023).

Baca juga: Update Kebakaran Hutan Gunung Arjuno dan TNBTS

Sadono menyebutkan selain manual dengan metode gebyok menggunakan ranting pohon, proses pemadaman juga dilakukan dengan metode bom air (water bombing) menggunakan satu unit Helikopter type AS350B3e dengan nomer lambung PK-DAP, bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Operasi water bombing ini dilakukan setiap hari. Saat ini telah dilakukan water bombing sebanyak 12 kali di titik-titik kebakaran," jelasnya.

Sementara itu, personel yang bergerak melakukan pemadaman secara manual ada 564 orang, terdiri dari personel Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Masyarakat Peduli Api (MPA) & relawan, PT. Antares Tigris Pratama dan masyarakat desa penyangga.

Proses pemadaman cukup sulit akibat angin kencang, membuat api sulit dikendalikan.

"Selain itu, kondisi lapangan ekstrem, berjurang dan berbukit. Sehingga cukup sulit dijangkau dan cukup membahayakan keselamatan tim pemadam," ujarnya.

Baca juga: Pendakian Arjuno-Welirang Ditutup per 21 Juni karena Kebakaran Hutan

Diberitakan sebelumnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Arjuno-Welirang terjadi, sejak Sabtu (26/8/2023) dini hari lalu.

Akibat peristiwa itu, jalur pendakian Gunung Arjuno, baik via Tretes, Purwosari, Kabupaten Pasuruan, via Lawang, Kabupaten Malang, serta via Batu, Kota Batu ditutup sementara hingga waktu yang belum ditentukan.

Api muncul pertama kali di kawasan Curah Sriti dan Bukit Lincing, yang masuk di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, lalu merambat ke arah Gunung Arjuno di sisi Pasuruan.

Diduga, kebakaran itu terjadi akibat ulah pemburu liar. Untuk memastikan hal itu, Tahura Raden Soerjo berkerja sama dengan kepolisian untuk melakukan penyelidikan.

Baca juga: Kebakaran Hutan Gunung Arjuno akibat Ulah Pemburu Liar

Adapun vegetasi tanaman yang terbakar didominasi oleh alang-alang dan cemara hutan. Namun, Ajat belum bisa menghitung luasan kawasan yang terbakar.

Sebagai informasi, Gunung Arjuno adalah gunung yang berada di Jawa Timur, terletak bersebelahan dengan Gunung Welirang, termasuk Gunung Kembar I, dan Gunung Kembar II.

Wilayah Taman Hutan Raya di kawasan gunung itu secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu.

Hutan seluas 27.868,30 hektar itu terbagi sebagai Kawasan Hutan Lindung seluas 22.908,3 hektar, dan Kawasan Cagar Alam Arjuno-Lalijiwo (PHPA) seluas 4.960 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com