TUBAN, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta lulusan Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Kabupaten Tuban, Jawa Timur, memiliki daya saing dan memenuhi standar global.
Itu dikatakan Ma'urf saat memberi pembekalan terhadap peserta Wisuda III Institut Ilmu Kesehatan NU Tuban, Kamis (10/8/2023).
Menurut Wapres, Indonesia menjadi salah satu negara dimana tenaga kesehatannya, terutama perawat, banyak dibutuhkan negara lain, seperti Jepang, Arab Saudi, dan Jerman.
"Perlu diingat bahwa wisuda bukan akhir pembelajaran, melainkan suatu langkah awal untuk mengamalkan ilmu dan mengabdikan diri kepada bangsa," kata Ma'ruf.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Kunjungi Tuban dengan Menaiki Kereta Api dari Surabaya
Ia lantas membeberkan data Kementerian Kesehatan. Dalam data itu disebutkan terdapat sekitar 1,6 juta tenaga kesehatan, yang mencakup sembilan jenis tenaga kesehatan prioritas di Indonesia.
Perawat dan bidan merupakan dua tenaga kesehatan dengan jumlah terbanyak, yaitu mencapai 66 persen. Kurang lebih terdapat 657 ribu perawat dan 392 ribu bidan tersebar di Indonesia.
Namun, banyaknya jumlah perawat tersebut, belum dapat memenuhi permintaan dari negara lain secara maksimal.
Salah satunya, karena standar kompetensi dan kualifikasi perawat Indonesia belum memenuhi standar negara tujuan.
Untuk itu, lembaga pendidikan yang memiliki prodi pelayanan kesehatan, termasuk Institut Ilmu Kesehatan NU Tuban harus mengelola potensi dan peluang ini dengan optimal.
"Pastikan mutu lulusan tenaga kesehatan terus ditingkatkan agar memenuhi standar mutu kerja di dalam maupun luar negeri," tegasnya.
Lebih lanjut, Wapres berpesan kepada wisudawan untuk menjunjung tinggi integritas dan sumpah profesi dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang diperolehnya.
Sebagai insan kesehatan yang mengemban tugas mulia membawa manfaat bagi kemaslahatan umat harus berkomitmen penuh terhadap ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat dan bangsa.
Baca juga: Wapres Minta NU Bantu Pemerintah Jaga Kesehatan Masyarakat melalui Pendidikan
Ia juga meminta Civitas Academica IIK NU Tuban untuk memperkuat jejaring alumni agar mereka menjadi jembatan penghubung yang efektif antara kampus dan berbagai pemangku kepentingan di bidang kesehatan.
"Perluas kerja sama dan kolaborasi riset dan pengembangan bidang kesehatan, khususnya dengan perguruan tinggi dan rumah sakit, baik dalam maupun luar negeri," tuturnya.
Menurutnya, bersinergi dengan para alumni dapat terus berbenah diri menciptakan ekosistem pendidikan tinggi kesehatan yang adaptif dan progresif, sehingga menjadi lembaga pendidikan kesehatan yang unggul, berkarakter islami dan berdaya saing global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.