Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 2 Tahun, Pemkab Pamekasan Tahan Bantuan Madrasah Rp 7,4 Miliar

Kompas.com - 24/07/2023, 20:58 WIB
Taufiqurrahman,
Andi Hartik

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, tidak kunjung mencairkan bantuan untuk madrasah diniyah (madin) dan guru swasta. Padahal, anggaran sebesar Rp 7,4 miliar itu sudah ditransfer ke kas daerah Kabupaten Pamekasan pada tahun 2021 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Pamekasan, Sahrul Munir mengatakan, bantuan itu masih ada di kas daerah dan tidak bisa dicairkan. Alasannya, sudah lewat tahun anggaran.

"Kami coba minta rekomendasi ke gubernur Jawa Timur, tapi belum ada balasan sampai sekarang," ujar Sahrul, Senin (24/7/2023).

Baca juga: Terungkap, Air Sungai di Pamekasan Jadi Merah karena Terkontaminasi Pewarna Batik

Sahrul mengakui bahwa dana itu seharusnya dikembalikan ke kas daerah Pemprov Jatim. Namun hal itu tidak dilakukan karena dirinya khawatir dana itu tidak ditransfer lagi ke kas daerah Kabupaten Pamekasan.

"Saya tahu ada aturan bahwa dana yang tidak terserap harus dikembalikan. Tapi kami khawatir dana itu akan hangus," imbuh Sahrul.

Baca juga: Kasus Air Sungai Berwarna Merah, 6 Perajin Batik di Pamekasan Diperiksa Polisi

Seorang guru madin asal Kecamatan Palengaan, Abdul Rasyd mengaku sudah lama menunggu bantuan itu cair. Sebab, bantuan itu sangat membantu biaya operasional madrasah. Misalnya untuk honor ustaz dan ustazah.

"Tahun 2021 itu sempat kami cari utang untuk operasional madrasah karena bantuannya ditahan. Semoga tahun ini cair karena informasinya anggarannya masih ada," terang Abdul Rasyd.

Anggota Komisi IV DPRD Pamekasan Qomarul Wahyudi mengatakan, selama 2 tahun ini Pemkab Pamekasan tidak pernah membicarakan perihal bantuan bagi madin dan guru swasta yang ditangguhkan. Padahal, bantuan itu sangat dibutuhkan oleh mereka.

"Penangguhan bantuan itu baru terungkap setelah banyak guru madin mengeluh ke kami. Pemkab Pamekasan tidak transparan kepada DPRD selama ini," terang Qomarul Wahyudi.

Wahyudi mencoba menelusuri anggaran tersebut ke Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur selaku pihak yang mencairkan uang ke rekening kas daerah Kabupaten Pamekasan. Hasil penelusuran itu ditemukan bahwa Disdik Jawa Timur heran dengan sikap Pemkab Pamekasan yang tidak mencairkan bantuan tersebut.

"Bantuan itu sumbernya dari APBD Jawa Timur. Saya heran ke Pemkab Pamekasan mengapa dana dari pihak lain ditahan sampai 2 tahun," kata Wahyu.

Tidak hanya soal penangguhan bantuan, temuan DPRD Pamekasan di Disdik Jatim bahwa dana yang tidak direalisasikan harus dikembalikan ke kas Pemprov Jatim. Kenyataannya, Pemkab Pamekasan tidak mengembalikan dana tersebut dan tetap menahannya di kas daerah.

"Kami cek ke bagian keuangan, alasan bantuan itu tidak dikembalikan karena takut anggaran itu tidak ditransfer lagi ke Kabupaten Pamekasan," ungkap politisi Partai Bulan Bintang (PBB) ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Surabaya
Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Surabaya
Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Surabaya
Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Surabaya
Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Surabaya
Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga 'Powerbank'

Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga "Powerbank"

Surabaya
Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Surabaya
Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Surabaya
Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

Surabaya
Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com