BLITAR, KOMPAS.com – Jumlah siswa di sekolah-sekolah berbasis agama Islam atau madrasah di Kabupaten Blitar meningkat dalam tiga tahun terakhir.
Peningkatan itu tampak di berbagai jenjang, mulai dari taman kanak-kanak atau raudhatul athfal’(RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), hingga madrasah aliyah (MA).
Baca juga: Ombudsman Temukan Madrasah di Yogyakarta yang Tahan Ijazah karena Murid Menunggak
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kemenag Kabupaten Blitar Bahruddin mengatakan, jumlah siswa baru madrasah mulai tingkat RA hingga MA rata-rata tumbuh sekitar 2 persen setiap tahunnya.
“Pertumbuhan jumlah siswa ada di semua jenjang pendidikan hingga tingkat aliyah (MA). Tentu pertumbuhan itu diawali dengan kenaikan terus menerus jumlah pendaftar di madrasah,” ujar Bahruddin kepada Kompas.com, Jumat (14/7/2023).
Bahruddin menunjukkan data jumlah siswa madrasah baik madrasah negeri maupun swasta dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Pada tahun ajaran 2020-2021 sebanyak 68.159 siswa, tahun ajaran 2021-2022 sebanyak 69.838 siswa, dan tahun ajaran 2022-2023 sebanyak 70.669 siswa.
Bahruddin mengaku proses penghimpunan data siswa baru madrasah untuk tahun ajaran 2023-2024 masih berlangsung namun meyakini terjadi kenaikan lagi dibandingkan tahun ajaran sebelumnya.
Baca juga: Selama 4 Tahun, 494 Madrasah Beres Direhabilitasi Kementerian PUPR
Jumlah madrasah dan RA, kata dia, juga terus bertambah setiap tahunnya seiring dengan pertambahan jumlah siswa baru yang dapat ditampung.
“Saya tidak punya data persis tiap tahunnya untuk jumlah madrasah tapi hingga akhir 2022 lalu jumlahnya sudah mencapai 437 madrasah. Ini termasuk RA dan juga madrasah negeri,” ujarnya.
Untuk madrasah negeri di Kabupaten Blitar, kata dia, total berjumlah 28, terdiri dari 3 MAN, 11 MTsN, dan 14 MIN.
Ditanya latar belakang pertumbuhan jumlah siswa madrasah, Bahruddin mengaku tidak tahu persis karena belum pernah menyelenggarakan penelitian yang spesifik yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan itu.
Namun, dia menduga tingginya animo orangtua dan wali murid menyekolahkan anak-anak mereka ke madrasah merupakan dampak dari era keterbukaan informasi terutama melalui berbagai platform media sosial.
Kata Bahruddin, keterbukaan informasi di era digital bagaimanapun memberikan dampak negatif bagi masyarakat tak terkecuali anak-anak.
Baca juga: Dalam 3 Tahun Terakhir, 26 Warga di Blitar Hibahkan Tanah untuk Pembangunan Madrasah
“Situasi ini mungkin membuat banyak orang tua khawatir sehingga berpikir untuk membentengi anak-anak mereka dengan pendidikan agama khususnya tempaan akhlak yang baik berdasarkan ajaran agama,” tuturnya.
Pertumbuhan jumlah siswa madrasah ini berbanding terbalik dengan lembaga pendidikan umum yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terutama untuk jenjang pendidikan SD dan SMP.
Kondisi paling parah dialami SD negeri di Kabupaten Blitar yang dari tahun ke tahun semakin sepi peminat. Berdasarkan hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023, hanya 11 dari 673 SDN yang ada di Kabupaten Blitar mendapatkan siswa baru sesuai kapasitas ruang belajar yang dimiliki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.