Salin Artikel

Masriah, Langkah Pragmatis dari Orang Kurang Berpendidikan

SURABAYA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) menilai, tindakan Masriah, warga Sidoarjo, yang membuang tinja dan air kencing ke rumah tetangganya merupakan langkah pragmatis dari orang kurang berpendidikan.

Guru Besar Departemen Sosiologi Unair, Prof Bagong Suyanto mengatakan, Masriah ingin membuat tetangganya tidak nyaman, namun tak dibarengi dengan pengetahuan yang cukup.

"Kasus membuang kotoran ke tetangga yang dilakukan ibu itu (Masriah) karena latar belakang pendidikan yang kurang," kata Bagong ketika dihubungi melalui telepon, Selasa (4/7/2023).

Sehingga, kata Bagong, Masriah menggunakan cara membuang kotoran manusia ke tetangganya dengan tujuan mengganggu kenyamanan hingga akhirnya pindah rumah.

"Dia memilih cara yang menurutnya itu bisa mengusik ketentraman tetangganya, dan tetangganya pindah, makanya dia memilih kotoran," jelasnya.

Bagong menyebut, Masriah tidak memiliki tujuan menghina korban ketika membuang tinja dan air kencing. Namun, karena pelaku tak mempunyai pengetahuan lain untuk mengusir tetangganya, maka Masriah melakukan cara itu.

"Ini modus pragmatis yang dia (Masriah) ketahui. Kalau orang rumahnya kotor enggak kerasan, itu saja, itu hanya pikiran sederhana ibu yang tidak berpendidikan," ucapnya.

"Pasti jera, mungkin ringan bagi kita, tapi orang yang belum pernah masuk penjara dan dipenjara sebulan itu sudah stres. Mestinya dia kapok," ujar dia.

Selain itu, pelaku juga pasti akan dijauhi masyarakat yang berada di lingkungan rumahnya. Sangsi sosial tersebut juga pasti memberikan efek jangka panjang pada kehidupanya.

"Mestinya kasus ini bisa diselesaikan lewat mediasi, tapi karena dianggap sudah keterlaluan dan melewati batas toleransi, memang perlu dilanjutkan ke jalur hukum untuk memberi efek jera," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Masriah, warga Sidoarjo, yang sering membuang tinja dan air kencing ke rumah tetangganya divonis satu bulan penjara oleh hakim Pengadilan Negeri Sidoarjo.

Masriah membuang tinja dan air kencing ke rumah tetangganya sejak 2017.

Hal ini ia lakukan setelah adik Masriah menjual rumah warisan. Masriah berharap dengan “meneror” tetangga yang membeli rumah sang adik, si tetangga akan merasa tidak nyaman, lalu menjual rumah ke Masriah. Ia ingin memiliki kembali warisan keluarganya.

Perilaku Marsiah meresahkan, tidak hanya bagi tetangga yang sering dilempari tinja dan air kencing, tetapi juga bagi warga di RT 1/ RW 1, Desa Jogosatru, desa tempat Masriah tinggal.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/05/063438578/masriah-langkah-pragmatis-dari-orang-kurang-berpendidikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke