Salin Artikel

Anaknya Diduga Dicabuli Ayah Tiri, Pekerja Migran Asal Gresik Curhat soal Respons Polisi di Akun Twitter Ganjar

Dalam cuitannya, ibu tersebut mengaku bahwa putrinya di Gresik, Jawa Timur telah dicabuli oleh ayah tirinya atau suaminya sendiri.

Dia juga mengeluhkan mengenai respons pihak kepolisian terkait penanganan kasus tersebut.

"Sepertinya percuma saja kita melapor, buktinya anak saya saja diperkosa sama bapak tirinya sudah dilaporkan ke kantor polisi sampai sekarang sama sekali enggak ada jawaban, padahal jelas-jelas anaknya diperkosa kok malah polisinya sampai sekarang diam saja, sedangkan pelakunya bebas, malah mau kabur," tulis akun @aida_nabiha tersebut pada Senin (19/6/2023).

"Saya sangat berharap Pak Ganjar bisa membantu saya dalam kasus pelecehan anak di bawah umur karena saya sendiri sudah enggak tahu harus mengadu kepada siapa sebab aduan ke kepolisian daerah sama sekali enggak ada tindak lanjutnya, diam seribu bahasa, kita yang bertanya namun kita yang malah dibentak sama polisinya," tulisnya lagi.

Cuitan tersebut kemudian mendapat respons dari akun @ganjarprawono, sembari menandai akun resmi milik Divisi Humas Polri, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

"Mohon bisa dibantu cek @DivHumas_Polri @kpp_pa @ListyoSigitP, kita beri perlindungan dan pendampingan pada korban. semoga kasus ini dapat segera dituntaskan," tulis akun @ganjarpranowo.

Penjelasan pendamping korban

Setelah ditelusuri, pemilik akun @aida_nabiha merupakan ibu dari anak berusia 13 tahun yang menjadi korban tindak pencabulan bapak tirinya di Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur.

Sang ibu kini sedang bekerja menjadi pekerja migran di Malaysia.

"Benar itu akun ibunya (ibu korban), yang nge-twit Pak Ganjar. Mengadukan karena sudah laporan (membuat laporan kepada polisi) tapi tidak ada jawaban," ujar pendamping korban, Arif Rosyidin, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (21/6/2023).

Arif turut mendampingi ketika bapak kandung korban melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Sebab, ibu kandung korban berada di Malaysia bekerja sebagai pekerja migran.

Kasus pencabulan terkuak, setelah korban yang tinggal bersama bapak tiri memberi tahu kepada ibu kandungnya.

Korban juga menjelaskan bahwa dirinya sudah lima kali dicabuli oleh ayah tirinya.

"Hasil visum juga sudah keluar dan diketahui memang ada tindak pidana pencabulan kepada korban," ucap Arif.

Menurutnya bapak tiri korban telah kabur meninggalkan rumah yang mereka tempati sebelumnya.

Telah dilaporkan

Saat dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPA) Gresik Titik Ernawati mengaku, pihaknya sudah menerima laporan terkait dugaan pencabulan tersebut pada Kamis (15/6/2023).

"Anak tersebut tinggal bersama ayah tirinya, karena ibu kandungnya bekerja sebagai TKW di Malaysia. Laporan masuk kepada kami itu Kamis, 15 Juni 2023. Kami sudah melakukan asesmen, melakukan pendampingan, dan pemeriksaan visum medicolegal di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Ibnu Sina," kata Titik.

Sementara Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wirdhan membenarkan bahwa keluarga korban telah melapor pada polisi.

Aldhino mengatakan sedang mendalami kasus tersebut.

"Perkara sudah ditangani unit PPA (Sat Reskrim Polres Gresik) mas. LP (laporan) baru masuk meja saya Jumat (16/6/2023). Sudah komunikasi dengan orangtua korban, sementara korban belum bisa diperiksa karena masih wisuda (lulus sekolah)," tutur Aldhino.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/22/052900178/anaknya-diduga-dicabuli-ayah-tiri-pekerja-migran-asal-gresik-curhat-soal

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com