MOJOKERTO, KOMPAS.com - Sebanyak tujuh kecamatan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dipetakan sebagai daerah rawan bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada musim kemarau 2023.
Hasil pemetaan tersebut tertuang dalam surat keputusan Bupati Mojokerto Nomor 188.45/176/HK/416-012 tentang status tanggap darurat bencana kekeringan dan Karhutla yang berlaku pada 1 Juni hingga 31 Oktober 2023.
Dalam surat yang ditandatangani Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati pada 9 Juni 2023, disebutkan wilayah-wilayah yang berpotensi rawan terjadi kekeringan, serta kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau tahun ini.
Baca juga: Motif Pembunuhan Mahasiswi Ubaya Dalam Koper di Mojokerto, Diduga akibat Hubungan Asmara
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Djoko Supangkat mengungkapkan, status tanggap darurat bencana untuk tujuh kecamatan tersebut merujuk pada hasil kajian Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo terkait prakiraan iklim di Jawa Timur pada April hingga Juni 2023.
Status tanggap darurat bencana kekeringan dan Karhutla pada tujuh kecamatan di Kabupaten Mojokerto berlaku pada 1 Juni hingga 31 Oktober 2023.
Baca juga: Memasuki Kemarau, Volume Air Waduk Dawuhan Madiun Menyusut 35 Persen
“Ada tujuh kecamatan yang ditetapkan sebagai daerah dalam tanggap darurat bencana kekeringan dan Karhutla,” kata Djoko, Senin (12/6/2023).
Disebutkan, ketujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Ngoro, Kecamatan Trawas, Kecamatan Pacet, Kecamatan Gondang, Kecamatan Jatirejo, Kecamatan Kemlagi dan Kecamatan Dawarblandong.
Djoko mengungkapkan, di antara wilayah yang berpotensi rawan kekeringan dan Karhutla, terdapat 3 desa yang rawan terjadi krisis air bersih.
Ketiga desa tersebut adalah Desa Manduro Manggung Gajah dan Desa Kunjorowesi di Kecamatan Ngoro, serta Desa Duyung di Kecamatan Trawas.
“Ada tiga desa krisis air bersih, yaitu di Desa Kunjorowesi, Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro serta Dusun Duyung, Kecamatan Trawas,” ujar Djoko.
Dikatakan Djoko, untuk menangani potensi krisis air bersih di tiga desa itu, Pemkab Mojokerto melalui BPBD menyiapkan 443 tangki air bersih untuk disalurkan ke tiga desa.
Suplai air bersih ke desa-desa rawan kekeringan dan krisis air bersih dimulai pada Senin 12 Juni 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.