SITUBONDO, KOMPAS.com - Ratusan calon penumpang di Pelabuhan Jangkar Situbondo, Jawa Timur harus rela mengantre dan menginap di pelabuhan demi bisa mudik menggunakan kapal.
Kondisi ini dipengaruhi lonjakan pemudik jalur penyeberangan tahun ini yang naik hampir 50 persen.
Baca juga: Pemudik Jalur Penyeberangan Pelabuhan Jangkar dan Kalbut Situbondo Naik 43 Persen
Slamet Munawwar (40), warga Pulau Sapudi, Madura bercerita, sudah datang ke Pelabuhan Jangkar Situbondo sejak tanggal 10 April 2023. Dia dan keluarga merantau ke Denpasar Provinsi Bali dan akan mudik ke Pulau Sapudi Madura tahun ini.
Sampai sekarang, Slamet mengaku belum mendapatkan tiket kapal karena selalu kehabisan ketika loket penjualan tiket dibuka. Sedangkan untuk pembelian secara online, gagal dilakukannya karena website sering mengalami gangguan.
"Harus antre namun setelah antre kehabisan tiket, kalau pun daftar online tidak bisa karena sulit, sebelumnya kami tidak dapat informasi kalau ada sistem pembelian tiket secara online," kata Slamet di Pelabuhan Jangkar Kamis (13/4/2023).
Baca juga: E-Ticket Akan Diberlakukan di Pelabuhan Jangkar Situbondo, Berlaku untuk Tujuan Pelabuhan Lembar
Sulitnya mendapatkan tiket, membuat Slamet dan lima anggota keluarganya harus bermalam di Pelabuhan Jangkar untuk mengantre kembali.
Dia bahkan selalu siaga di depan loket jika sewaktu-waktu dibuka.
"Loket dibuka sekitar jam setengah enam, namun tidak sampai satu jam tiket sudah habis," katanya.
Tidak hanya Slamet dan keluarganya, para penumpang yang lain juga merasakan nasib yang sama. Mereka terpaksa tidur dan bermalam untuk mendapatkan tiket di Pelabuhan Jangkar.
Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Heru Susanto yang meninjau Pelabuhan Jangkar menyatakan jumlah pemudik mengalami kenaikan yang signifikan tahun ini.
Sehingga cukup banyak calon penumpang kapal harus mengantre untuk mendapatkan tiket.
"Untuk puncak arus mudik di Pelabuhan Jangkar H-5 namun sekarang sudah mulai banyak calon penumpang yang antre mendapatkan tiket, tercatat ada kenaikan yang cukup tinggi untuk meembantu mereka kami ada program perjalanan gratis," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.