Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

141 Anak di Ngawi Ajukan Dispensasi Nikah, 50 Persen karena Hamil

Kompas.com, 18 Januari 2023, 08:51 WIB
Sukoco,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mencatat terdapat 141 rekomendasi dispensasi pernikahan anak selama 2022.

Kepala DP3AKB Kabupaten Ngawi Nugraha Ningrum mengatakan, sekitar 50 persen dispensasi itu diajukan karena hamil sebelum nikah.

Baca juga: Jalan Rusak 20 Tahun Akhirnya Diperbaiki, Warga Ngawi Syukuran 1.000 Tumpeng

"Awal tahun kita konsentrasi di SMA, saya menjaga kehamilan di usia sebelum Undang-Undang Perkawinan, kaget begitu muncul ada anak SMP, dari 50 persen itu ada yang SMP," ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (17/1/2023).

Nugraha menyebut, dari 141 anak yang mengajukan dispensasi nikah, lima di antaranya bahkan telah melahirkan.

"Permintaan dispensasi nikah tinggi pas pandemi, kita mencatat awal pandemi 59 dispensasi, kemudian tahun 2021 meningkat menjadi 159, dan sekarang turun di 141 permintaan," imbuhnya.

Nugraha menilai, tingginya angka pernikahan dini itu juga berhubungan dengan pergeseran kebiasaan. Menurutnya, masyarakat seolah biasa melihat anak-anak berpacaran tanpa memberikan pemahaman tentang risiko pergaulan bebas.

“Sekarang orangtua melihat biasa anak anak berboncengan, pacaran, bahkan berduaan di tempat wisata, atau keluyuran sampai malam tanpa adanya peringatan dari orang tua atau masyarakat. Bahkan ada orangtua yang bangga anaknya sudah punya pacar. Ini realita pergeseran peradaban,” ucapnya.

Dalam kegiatan edukasi di sekolah, Nugraha juga mendapati pengakuan sejumlah siswa yang bisa mengakses film dewasa. Sayangnya, anak-anak tidak memahami dampak dan risiko jika meniru adegan di film itu.

“Ketika saya tanya siapa yang pernah nonton film dewasa, yang angkat tangan tidak sedikit, meskipun tidak semua. Memang tidak bisa menyalahkan tekhnologi, karena ada anak-anak yang memanfaatkan tekhnologi sehinga mereka bisa pandai dan mendapat beasiswa, jumlah itu juga tidak sedikit,” katanya.

Nugraha menilai, edukasi kesehatan reproduksi remaja harus dimasukkan ke kurikulum sekolah untuk mencegah tingginya angka pernikahan dini. Ia menilai, program full day school yang diterapkan Pemkab Ngawi hanya meminimalkan ketergantungan ponsel.

“Di ponsel itu tidak hanya ada film dewasa, tetapi ada juga edukasi terkait bahayanya pergaulan tidak sehat. Di usia anak anak, mereka tidak akan mengakses hal yang menurutnya tidak menyenangkan. Dan konten edukasi itu tidak menyenangkan bagi mereka, mereka memilih hal yang membuat mereka penasaran,” ucapnya.

Baca juga: Jenazah Korban Kecelakaan di Ngawi Dijemput Keluarga, 3 Penumpang Terluka Dirawat di RSUD

Nugraha mengingatkan, tingginya angka pernikahan dini di Kabupaten Ngawi merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah daerah. Seluruh elemen masyarakat harus bertanggung jawab melakukan pencegahan.

“Kita telah membentuk satgas yang berasal dari seluruh elemen masyarakat, baik ormas maupun instansi pemerintah. Ormas juga mengambil peran untuk memberikan edukasi, Dinas BKKBN bahkan telah memiliki modul terkait kesehatan reproduksi remaja yang nantinya bisa dimasukkan ke dalam kurikulum. Suatu saat harusnya ada ulangan yang menanyakan terkait kesehatan reproduksi remaja, sehinga mereka akan mempejari itu,” jelasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau