Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Surabaya Kaji Usulan Penggantian Nama Jalan Bubutan dan Iskandar Muda

Kompas.com - 17/01/2023, 19:25 WIB
Krisiandi

Editor

Sumber Antara

SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya sedang mengkaji usulan penggantian dua nama jalan di Kota Pahlawan tersebut.

Usulan tersebut adalah penggantian nama Jalan Bubutan menjadi KH Ridwan Abdullah dan Jalan Iskandar Muda diganti Hasan Gipo. Kedua nama yang diusulkan tersebut adalah tokoh Nahdlatul Ulama.

Menurut Armuji, usulan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu akan dikaji dari beberapa aspek. Salah satunya, dari sisi historis.

"Karena tokoh NU (Nahdlatul Ulama) yang rencananya dijadikan nama jalan itu, juga orang Surabaya dan menjadi pahlawan di zamannya. Selama ini hanya tercatat saja," kata Armuji, Selasa (17/1/2023), dikutip dari Antara.

Baca juga: Sidang Perdana Tragedi Kanjuruhan, Pengamanan PN Diperketat, Akses Menuju Surabaya Disekat

Mantan Ketua DPRD Surabaya tersebut menambahkan, penggantian nama jalan harus melalui mekanisme yang berlaku.

"Bisa nanti diusulkan oleh Pemkot, setelah mendapat masukan dari masyarakat. Kemudian dibahas oleh Dewan melalui pansus (panitia khusus). Kalau sudah disetujui maka dilakukan pergantian nama jalan tersebut," kata dia.

Lebih lanjut, kata Armuji, akan lebih bagus jika nama jalan di adalah nama tokoh-tokoh pejuang dari Surabaya.

Sebelumnya Anggota Fraksi PKB DPRD Surabaya Camelia Habiba mengatakan, usulan pergantian nama jalan karena kawasan tersebut merupakan tempat perjuangan NU.

Menurutnya, KH Ridwan Abdullah adalah pembuat lambang NU yang tinggal di kawasan Bubutan.

"Dan Kantor PCNU Surabaya adalah tempat sejarah Kantor PBNU Pertama," ujar Habiba.

Untuk Jalan Iskandar Muda diubah menjadi Jalan Hasan Gipo karena Pahlawan Iskandar Muda tidak punya keterkaitan sejarah dengan Surabaya.

Sedangkan Hasan Gipo adalah Ketua NU pertama dan di kawasan Iskandar Muda ada situs sejarah Langgar Gipo.

Langgar tersebut adalah menjadi cagar budaya dan sejarahnya ada keterkaitan dengan K.H. Mas Mansyur.

Baca juga: Perempuan di Surabaya Diduga Diculik dan Dirampok, Bermula Dapat Kabar Palsu Suami Kecelakaan, Polisi: Korban Masih Syok

Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya tersebut menambahkan, perubahan dua nama jalan itu karena Surabaya merupakan kota di mana warga Nahdliyin berdiskusi, merumuskan strategi melawan penjajah kala itu.

Hal itu dibuktikan dengan kantor PBNU pertama di Surabaya, yang kini menjadi kantor PCNU Surabaya.

"Usulan nama jalan ini menjadi kado satu abad NU, karena Surabaya adalah kota lahirnya Nahdlatul Ulama. Fraksi PKB akan mencari dukungan di Yos Sudarso (kantor DPRD) karena minimal dua fraksi bisa mengusulkan Raperda Inisiatif DPRD," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com