Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Cuaca Ekstrem, BPBD Kota Malang Siagakan Puluhan Personel di 5 Kecamatan

Kompas.com, 6 Januari 2023, 22:51 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - BPBD Kota Malang menempatkan 50 personel di lima kecamatan untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem pada awal 2023. 

Hal itu dilakukan untuk meminimalkan kerugian warga saat bencana dan melakukan penanganan cepat.

Baca juga: Viral Video Pengejaran Pelaku Curanmor di Kota Malang, Satu Pelaku Tertembak

Kepala BPBD Kota Malang Prayitno mengatakan, pihaknya juga telah membentuk pos lapangan di lima kecamatan, yakni Kecaman Klojen, Blimbing, Lowokwaru, Sukun, dan Kedungkandang.

Para personel difasilitasi dengan berbagai peralatan, seperti tenda untuk kebutuhan dapur umum, pelampung, helm, dan lainnya.

"Kami juga melengkapi dengan peta risiko guna pemetaan kerawanan bencana. Kami saat ini juga sedang mengajukan penambahan peralatan, seperti perahu donat dan gergaji mesin. Semoga segera bisa terlaksana, agar kerja personel lebih maksimal lagi," kata Prayitno di Malang, Jumat (6/1/2023).

Selama 2022, sejumlah bencana seperti banjir dan pohon tumbang sering terjadi di Kota Malang. Beberapa daerah rawan bencana yakni Kelurahan Sawojajar, Bareng, dan sekitar Jalan Soekarno-Hatta.

Bencana banjir kerap melanda wilayah itu karena saluran air mengecil karena terdampak bangunan yang melanggar aturan.

Prayitno menyampaikan, pihaknya berkoordinasi dengan DPUPRPKP dan Satpol PP Kota Malang untuk mencari solusi terkait bangunan yang melanggar aturan tersebut.

Ia pun mengimbau mayarakat selalu memperhatikan aturan dan tata letak ketika mendirikan bangunan.

"Jangan sampai di sepadan sungai atau mengganggu saluran air agar tidak memicu bencana," katanya.


Banjir juga dipengaruhi kondisi sungai besar yang menyempit atau dangkal. Ia mencontohkan Sungai Brantas, Bango, dan Amprong.

Penyempitan dan pendangkalan itu, kata dia, terjadi karena ulah manusia, seperti membuang sampah sembarangan.

"Selain itu, untuk daerah rawan pohon tumbang ada di wilayah Kedungkandang, karena hingga saat ini banyak pohon yang usianya sangat tua dan dipicu angin kencang," katanya.

Dalam waktu dekat, kata dia, BPBD Kota Malang akan meluncurkan aplikasi kedaruratan yang bisa digunakan masyarakat untuk melaporkan potensi, kejadian, dan kerugian akibat bencana.

Aplikasi itu diharapkan bisa membantu petugas BPBD Kota Malang mengetahui daerah terdampak bencana dalam waktu singkat.

BPBD Kota Malang juga meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi bencana. Seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan 57 kelurahan tangguh di Malang.

Baca juga: Stok di Pedagang Sempat Kosong, Beras Bulog di Malang Mulai Didistrubusikan

Prayitno juga mengimbau masyarakat agar selalu waspada menghadapi cuaca ekstrem yakni hujan dan angin kencang yang kerap melanda.

"Secara umum, Kota Malang masih tergolong daerah rawan bencana sehingga semua diimbau selalu waspada," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Surabaya
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Surabaya
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau