Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Terinfeksi HIV/AIDS di Kota Malang Disebut Masih Didiskriminasi

Kompas.com - 01/12/2022, 16:31 WIB
Nugraha Perdana,
Krisiandi

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Pelajar yang terinfeksi HIV/AIDS di Kota Malang disebut masih menerima perlakuan diskriminasi dari guru maupun wali murid.

Hal itu diungkapkan oleh Perwakilan Jaringan Lintas Isu Malang Raya, Rica Wanda pada Kamis (1/12/2022).

Kelompok masyarakat yang tergabung dalam Jaringan Lintas Isu Malang Raya itu menggelar aksi damai di depan Balai Kota dan DPRD Kota Malang.

Mereka mendesak Pemkot Malang bekerja serius terhadap komitmen eliminasi HIV/ AIDS pada 2030.

Baca juga: KPA Flores Timur Sebut 152 Orang Meninggal karena HIV/AIDS

Massa aksi mendesak agar pemerintah dapat mengurangi stigma pengidap HIV/ AIDS.

Rica mengatakan, masih ditemukan kasus diskriminasi terhadap pengidap HIV/ AIDS di Kota Malang, termasuk anak.

Dia menyampaikan, dari data yang diperoleh pihaknya, terdapat 116 anak di Kota Malang terinfeksi HIV/ AIDS.

Dari jumlah tersebut, ditemukan adanya kasus diskriminasi kepada pelajar yang positif HIV/ AIDS di Kota Malang.

Pelajar tersebut mendapat perlakuan tidak adil, baik dari guru maupun wali murid.

"Di Kota Malang masih ada anak sekolah yang status HIV/ AIDS-nya diketahui oleh wali murid dan gurunya, tetapi oleh gurunya tidak boleh ambil air wudhu. Hal-hal seperti ini amat disayangkan, kami lakukan advokasi dengan teman-teman LBH," kata Rica.

Kondisi tersebut, menurutnya mempengaruhi adanya perubahan perilaku anak karena keadaan psikisnya yang terpuruk.

Dia berpendapat, status orang dengan HHIV/AIDS (ODHA) pelajar seharusnya tidak disebarluaskan.

"Memang anak-anak itu bisa kembali ke sekolah, tapi mentalnya berubah karena status HIV/ AIDS-nya sudah diketahui. Itu kan tidak layak," katanya.

Lebih lanjut, Rica meminta semua pihak bergerak karena, menurutnya, isu HIV/ AIDS bukan sekadar tugas Dinas Kesehatan.

Baca juga: Pasien HIV/AIDS Jateng Capai 42.000 Orang, Wagub Jateng Minta Layanan Dibuka Lebih Luas

"Ada Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan semua dinas terkait. Ternyata, masing-masing dinas saat ini masih pingpong. Semua harus berperan. Dinas Pendidikan harusnya juga menyusun kurikulum bahaya dan pencegahan HIV/AIDS. Selama ini kan tidak ada," kata Rica.

Rica berharap kasus diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS tidak ada lagi. Dia mengatakan, bahwa pengidap masih tetap berhak menerima layanan sebagai warga seperti pada umumnya.

"HIV/AIDS apa bedanya dengan penyakit jantung atau diabetes? Hanya butuh minum obat seumur hidup. Karena diurutkan dengan persoalan sosial, maka jadi banyak rentetan masalahnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Pentingnya Peran Guru dalam Menjaga Toleransi Antarumat Beragama

Pentingnya Peran Guru dalam Menjaga Toleransi Antarumat Beragama

Surabaya
Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Surabaya
Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Surabaya
Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Surabaya
Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Surabaya
9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

Surabaya
Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Surabaya
Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Surabaya
Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Surabaya
Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Surabaya
Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Surabaya
Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga 'Powerbank'

Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga "Powerbank"

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com