MALANG, KOMPAS.com - Devi Athok Yulfitri, ayah korban tragedi Kanjuruhan mengaku telah mengikhlaskan dua jasad putrinya diotopsi pada Sabtu (5/11/2022).
Dua remaja kakak beradik tersebut ialah Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13). Mereka tewas sebulan lalu, usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang.
"Biarkan jenazah anak-anak saya yang diotopsi mewakili semua korban yang lain. Saya ikhlas agar anak saya dan korban yang lain bisa tenang di alamnya," papar sang ayah, Devi Athok melalui sambungan telepon, Jumat (4/11/2022).
Baca juga: Menanti Otopsi Korban Tragedi Kanjuruhan, 20 Dokter Bakal Terlibat, Aremania Dipersilakan Datang
Devi mengatakan, nenek korban sempat merasa ragu.
"Keraguan keluarga justru kepada hasil otopsinya. Ada yang tidak tega, khawatir hasilnya direkayasa. Khawatir anak-anak saya hanya dijadikan kelinci percobaan," jelas dia.
Namun, Devi mengaku sudah meyakinkan keluarganya, bahwa otopsi ini dilakukan demi keadilan bagi kedua anaknya sekaligus 133 korban lain yang tewas dalam tragedi Kanjuruhan.
"Otopsi ini adalah prosedur hukum yang bisa kami tempuh sebagai warga negara, agar kasus ini bisa terbuka, semoga hasilnya benar-benar transparan," harapnya.
Baca juga: Otopsi Jenazah Korban Tragedi Kanjuruhan Akan Dilakukan 5 November 2022
Pria tersebut mengaku akan mengawal proses otopsi itu sampai akhir.
Devi sudah meminta pihak kepolisian memperbolehkan dirinya menyaksikan proses otopsi sampai ke ruang laboratorium
"Besok kami sekeluarga akan datang ke pemakaman, tempat pelaksanaan otopsi, dan saya akan ikut sampai ke ruang laboratorium," jelasnya.