Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Mata Masih Merah karena Gas Air Mata, Korban Tragedi Kanjuruhan Berharap Kesembuhan

Kompas.com - 12/10/2022, 05:30 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - Aremanita yang menjadi korban tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur hanya bisa bersabar menanti kesembuhan.

Sebab, setelah sepuluh hari peristiwa kelam itu berlalu, kondisi mata Deby Fadilah (22) yang merah hingga kini tak kunjung membaik.

Bahkan, kelopak matanya sampai berwarna kehitaman akibat terkena gas air mata ketika ditembakkan aparat kepolisian dalam kerusuhan.

"Pagi harinya setelah kejadian itu malah lebih merah lagi. Semua bagian mata yang putih ini, saat itu malah berubah merah semuanya," ucap Deby saat ditemui di kediaman orangtuanya di Jalan Panglima Sudirman, Gresik, Selasa.

Baca juga: Mata Masih Merah akibat Gas Air Mata Stadion Kanjuruhan, Deby: Kata Dokter Proses Sembuhnya Lama

Butuh waktu lama untuk sembuh

Menurut keterangan dokter, proses penyembuhan mata Deby membutuhkan waktu lama.

Untuk memulihkan kondisi matanya, Deby hanya diberi sejumlah obat dan melakukan kontrol rutin di RSUD Ibnu Sina, Gresik.

"Kata dokter yang memeriksa tadi, untuk proses katanya masih butuh waktu lama (untuk sembuh)," ujar warga asal Pulau Bawean, Gresik ini.

Tak hanya pada bagian mata, Deby juga mengalami retak pada tulang ekor dan kaki kirinya lecet sekitar 20 sentimeter.

"Sudah dirontgen, kata dokter tulang ekor saya ada yang (mengalami) retak sedikit, makanya terasa sakit. Juga luka lecet di kaki kiri ini, kalau dibuat jalan itu masih sakit," kata Deby.

Deby merupakan anak bungsu dari pasangan Najib (57) dan Sulasiyah (44), warga Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik.

Namun, selama menjalani rawat jalan, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu tinggal di rumahnya yang berada di Jalan Panglima Sudirman.

Tak ada jawaban pasti

Ibu korban, Sulasiyah mengaku, tidak mendapat jawaban pasti dari dokter, terkait kapan luka di bagian mata anaknya tersebut dapat sembuh.

Menurutnya, dokter hanya mengatakan proses penyembuhan luka yang dialami oleh anaknya membutuhkan waktu cukup lama.

"Dokter hanya bilang bisa sembuh, hanya prosesnya agak lama. Jadi kami diminta untuk sabar, sambil terus dipantau dengan melakukan kontrol rutin di Ibnu Sina," kata dia.

Setiap harinya, Sulasiyah selalu mendampingi anaknya untuk kontrol ke rumah sakit terkait kondisinya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com