Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miras Oplosan di Surabaya Telan 8 Korban Jiwa dalam Sebulan, Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 26/07/2022, 06:43 WIB
Muchlis,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Minuman keras (miras) oplosan lagi-lagi merenggut korban jiwa di Surabaya, Jawa Timur.

Dalam kurun waktu sebulan, sekitar delapan warga tewas karena mengonsumsi miras oplosan.

Baca juga: Pesta Miras Oplosan di Acara Pernikahan, 3 Warga Surabaya Tewas

Penjelasan dokter

Dokter Makhyan Jibril Alfarabi menyebutkan, ada kandungan di dalam miras oplosan yang membahayakan kesehatan manusia hingga berisiko hilangnya nyawa.

Jibril Selaku Vice Chairman Junior Doctors Network Indonesia mengaku, campuran kandungan miras oplosan tersebut ialah metanol dan etanol.

Menurutnya, kedua bahan kimia yang sengaja dicampurkan dalam miras oplosan itu dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh bahkan kematian.

"Jadi sebenarnya minuman oplosan itu kebanyakan bahan yang dipakai tidak layak untuk diminum dan membahayakan karena mengandung metanol. Sebenarnya baik metanol ataupun etanol dapat memabukkan ketika diminum," kata Jibril kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Selasa (26/7/2022).

Baca juga: 5 Warga Tewas Usai Tenggak Miras Oplosan, Ini Kata Wali Kota Surabaya

Buruknya kualitas metanol dengan harga yang lebih murah, sangat cepat menyerang penglihatan dan dapat mengakibatkan kebutaan.

Jibril menegaskan penyebab utama yang dapat merenggut nyawa orang yang mengonsumsi adalah jenis metanolnya.

"Jadi, metanol lah penyebab kematian pada para korban miras oplosan tersebut. Jenis metanol ini banyak yang ditemukan lebih murah dan lebih berbahaya lagi karena dapat menimbulkan kebutaan, kerusakan berbagai macam organ, bahkan kematian," cetus dia.

Baca juga: Pesta Miras Oplosan di Surabaya Renggut 5 Korban Jiwa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Polisi Trenggalek Sita Pikap Ronda Sahur dan Akan Kembalikan usai Lebaran

Surabaya
Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Stigma Ganda Ibu Tunggal di Balik Kisah Pemuda Autis Sendirian Temani Jasad Ibunda Berhari-hari

Surabaya
Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Ribuan Warga di Malang Antre Tukar Uang, Ada yang dari Pukul 4 Subuh

Surabaya
Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Produksi Beras di Madiun Meningkat, Triwulan Pertama Capai 41.815 Ton

Surabaya
Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Titik Rawan Macet 38 Kabupaten Kota di Jatim 2024 Versi Polda

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com