Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Muhadjir Kaji Kemungkinan Ganti Rugi bagi Peternak yang Terimbas PMK

Kompas.com - 27/06/2022, 15:51 WIB
Nugraha Perdana,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Pembangunan, Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) sedang mengupayakan berbagai bentuk keringanan bagi peternak kecil akibat wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) pada hewan ternak.

Berbagai opsi bentuk keringanan itu berupa ganti rugi ternak yang mati akibat PMK dan relaksasi pembayaran angsuran pinjaman bagi peternak kecil.

Namun, kedua bentuk keringanan itu masih dikaji lebih lanjut.

Baca juga: Rentan Terpapar PMK, Domba Spanyol hingga Gajah di Lembang Park Zoo Divaksin

"Sedang kita kaji, ada kemungkinan ganti rugi untuk ternaknya yang mati, kemudian ada relaksasi untuk peternak kecil yang mereka punya pinjaman langsung digunakan untuk investasi ternak," kata Menko PMK Muhadjir Effendy saat diwawancarai di Universitas Brawijaya pada Senin (27/6/2022)

Soal kebutuhan anggaran yang ada untuk keringanan tersebut, Muhadjir belum bisa menyebutkan karena akan dikaji lebih lanjut oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Namun, kata dia, sumber pendanaan yang ada bisa melalui beberapa opsi seperti anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Kemudian opsi dengan mengambil slot anggaran yang ada di BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

"Bisa dari reguler yang PEN itu, kita juga sedang akan rapat dengan Kepala BNPB. Kemungkinan bisa di-support slot anggaran dari BNPB, karena ini bagian dari bencana juga," katanya.

Baca juga: Kabupaten Malang Terima 77.500 Vaksin PMK, Prioritas untuk Sapi yang Sehat

Muhadjir menyampaikan bahwa sejauh ini pihaknya bersama kementerian lain sedang melakukan rapat lintas sektoral dalam penanganan wabah PMK.

Menurutnya, dampak dari wabah PMK sebagian besar dirasakan oleh golongan dari peternak kecil.

"Ini sedang kami koordinasi dengan kementerian lain untuk mengusulkan peternak kecil yang terdampak langsung atau tidak mendapatkan perlindungan pertama diprioritaskan," katanya.

Menurutnya, para peternak kecil merasa rugi dengan hewan ternak yang mati atau harus dipotong paksa akibat terjangkit wabah PMK.

Padahal para peternak mengharapkan hewan ternaknya dapat laku dengan mendapatkan keuntungan dalam momen Idul Adha.

"Kalau ternak jumlahnya tidak banyak itu, kemudian mengalami defisit, baik itu kematian atau harus untuk potong paksa dengan harga yang sangat murah, itu pasti sangat merugikan dan akan memupus harapan dari para peternak kecil," katanya.

Baca juga: Kades di Magetan: Khawatir PMK, Warga Kami Jual Sapi Rp 2 Juta

Dia berharap kondisi saat ini tidak sampai menimbulkan kepanikan terhadap pihak-pihak yang terimbas wabah PMK. Sebab, hal itu bisa berpengaruh terhadap stabilitas pasar.

"Karena pasar ini mudah kena isu yang berkaitan dengan ketidakpastian, kita akan tangani dengan tangan yang dingin, tidak grusa-grusu (tergesa-gesa), mudah-mudahan bisa secepatnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Surabaya
Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Surabaya
Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Surabaya
Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Surabaya
BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena 'Heat Wave'

BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena "Heat Wave"

Surabaya
Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com