Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Meningkat, Pemkot Malang Hentikan Pertunjukan Musik di Kayutangan Heritage

Kompas.com, 31 Januari 2022, 17:37 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, berdampak terhadap kawasan wisata Kayutangan Heritage.

Pemkot Malang mengeluarkan kebijakan menghentikan pertunjukan musik bagi seniman untuk sementara waktu.

Baca juga: Warga SMAN 8 Malang yang Reaktif Covid-19 Bertambah, PTM Dihentikan Total

Data dari Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur pada 31 Januari 2022, tercatat 16.025 kasus positif Covid-19 di Kota Malang.

Kepala Disporapar Kota Malang Ida Ayu Wahyuni mengatakan, kebijakan itu bertujuan mengurangi risiko kerumunan yang berpotensi menyebarkan Covid-19. Penghentian pertunjukan musik itu dimulai pada Senin (31/1/2022).

"Kasus Covid-19 memang terus mengalami peningkatan dalam sepekan terakhir, namun demikian mencermati situasi di lapangan dirasa perlu untuk melakukan antisipasi dengan langkah tersebut," kata Ida saat dihubungi, Senin.

Pemkot Malang sedang membuat aturan kegiatan pertunjukan kesenian di Kayutangan Heritage dengan menyesuaikan protokol kesehatan Covid-19.

"Seperti durasi penampilan, kemudian wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi," ujarnya.

Ia berharap dengan adanya kebijakan penghentian sementara waktu pertunjukan musik itu dapat dipahami semua pihak utamanya para seniman.

Sebenarnya, Pemkot Malang sudah melakukan beberapa upaya untuk meminimalkan kerumunan.

"Salah satunya seperti kegiatan musik yang ada di empat titik sepanjang Kayutangan itu kita kurangi menjadi satu titik lokasi saja," ujarnya.

Kebijakan itu akan berlangsung hingga kasus Covid-19 mereda.

Terlihat salah satu ornamen dari lampu hias yang berada di Kayutangan Heritage, Kota Malang rusak pada Rabu (26/1/2022).Dok. Humas Pemkot Malang Terlihat salah satu ornamen dari lampu hias yang berada di Kayutangan Heritage, Kota Malang rusak pada Rabu (26/1/2022).
Di kawasan Kayutangan Heritage terdapat pentas musik rutin yakni Musik Akhir Pekan yang sudah ada sejak awal Januari.

Kegiatan ini membuat masyarakat antusias. Sehingga, kawasan itu ramai dikunjungi setiap Sabtu dan Minggu.

Salah satu seniman musik Nurul K Yusronia mengatakan, dirinya sebenarnya masih belum bisa menentukan pilihan antara setuju atau tidak adanya kebijakan itu.

Menurutnya, sebagai salah satu musisi yang sering bermain di Kayutangan Heritage menilai tempat tersebut strategis untuk pertunjukan kesenian.

"Karena tempat nya juga mendukung untuk lebih promosi lagu juga, namun juga perlu diketahui Omicron juga masih ada dan berkeliaran," kata wanita yang memiliki nama panggung Pocica itu saat dihubungi.

Baca juga: Detik-detik Modin di Malang Ambruk dan Meninggal Saat Nikahkan Calon Pengantin, Mengaku Tangannya Lemas

Soal adanya pengurangan titik pertunjukan musik menjadi satu tempat menurutnya justru mengundang kerumunan masyarakat.

"Sehingga agak kurang tepat kalau ada acara 2-3 live music sekaligus di satu waktu karena mengundang kerumunan, namun acara yang kami adakan dari tanggal 26 (Januari) ini sudah mengantongi izin dari Pemkot Malang sehingga tetap menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau