Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pencabulan Pelatih Tari di Malang Bertambah, Ini Kata Ketua Komnas Perlindungan Anak

Kompas.com - 25/01/2022, 19:12 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mendatangi Mapolresta Malang Kota, Jawa Timur, Selasa (25/1/2022).

Arist mendukung percepatan penyidikan kasus dugaan pencabulan yang dilakukan pelatih tari di Kota Malang.

Baca juga: Mayat Kakek Terapung di Sungai Kota Malang, Diduga Terpeleset

Arist mengatakan, berdasarkan informasi dari polisi, terdapat tambahan tiga korban dalam kasus tersebut. Sehingga, total korban pencabulan menjadi 10 orang.

"Kehadiran saya untuk memberi dukungan bagi penyidik khususnya yang menangani perkara anak, guru tari nanti dalam proses pemeriksaan harapan kita hukumannya maksimal sesuai dengan perbuatannya," kata Arist saat menggelar konferensi pers di Mapolresta Malang Kota.

Ketua Komnas Perlindungan Anak itu menjelaskan, perbuatan guru tari itu termasuk kejahatan luar biasa. Sebab, kejahatan itu dilakukan orang dewasa kepada anak-anak.

"Maka kerja cepat dari Polresta Malang Kota patut diapresiasi, kalau boleh waktu yang terbatas ini dalam 15 hari masuk ke penuntutan," ujarnya.

Selanjutnya, pihaknya dengan Polresta Malang Kota bersepakat untuk memberikan trauma healing bagi korban.

"Jadi ini penting sekali bukan sekadar penegakan hukum," katanya.

Arist juga mengingatkan orangtua agar hati-hati serta selektif memasukkan anaknya di tempat belajar non formal, termasuk non akademik. Cara yang dapat dilakukan yakni melihat rekam jejak dari tempat belajar tersebut.

"Sekarang semua saya rasa gampang, tinggal melihat Google, atau tanya ke pemerintah ada izinnya enggak," katanya.

Wakapolresta Malang Kota AKBP Deny Heryanto membenarkan adanya tiga korban tambahan dari kasus oknum pelatih tari cabul itu.

Saat ini, kasus itu masuk tahap penyidikan. Setelah itu, berkas kasus itu akan dilimpahkan ke kejaksaan.

"Harapan dari Komnas PA untuk mempercepat proses pemberkasan bagi pelaku, untuk segera mendapatkan respon cepat dari Kepolisian," ujarnya.

Sebelumnya, seorang pelatih kesenian jaranan di Kota Malang, Jawa Timur, berinisial YR (37) mencabuli tujuh anak di bawah umur. Laki-laki itu melakukan aksi bejatnya sejak September 2021.

Modusnya korban diiming-imingi dengan diberikan suatu cerita melalui meditasi supaya korbannya bisa menari dengan baik.

Baca juga: Satu Warga Positif Covid-19 Diduga Tertular Pasien Omicron di Malang

Pelaku melakukan perbuatan itu di rumah istri sirinya yang berada di Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Pelaku dijerat dengan Pasal 81 dan Pasal 82 UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Surabaya
Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Surabaya
978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com