Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Terdampak Bencana Sumatera, Mahasiwa UTM Bertahan dengan Uang Kiriman Terakhir

Kompas.com, 8 Desember 2025, 21:06 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Nasib 10 mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) asal Sumatera di Bangkalan, turut mengalami kesulitan. Sebab, keluarga mereka terdampak dan menjadi korban bencana banjir bandang dan longsor.

Mereka tidak menerima kiriman uang karena keluarga di Sumatera, saat ini belum bisa bekerja bahkan masih mengungsi.

Salah satu mahasiswa UTM asal Tapanuli Tengah, Indriyani Siregar Siagian menceritakan bahwa rumahnya di kampung halaman hancur akibat tertimpa longsor. Kini, seluruh keluarganya harus mengungsi di sebuah sekolah di Desa Sipange.

"Mereka sampai hari ini masih mengungsi. Harta benda tidak ada yang selamat, hanya beberapa berkas saja," kata Indriyani, Senin (8/12/2025).

"Mereka saat ini butuh bantuan makanan dan pakaian. Sebab, bantuan dari pemerintah tidak merata," ujarnya melanjutkan.

Baca juga: Kisah Una, Mahasiswi Unesa Asal Pidie Jaya Dapat Beasiswa Usai Keluarga Terdampak Bencana Sumatera

Bencana tersebut juga berdampak pada kondisi ekonomi keluarga Indriyani. Oleh karenanya, mahasiswi semester 7 itu kini juga harus berhemat untuk mencukupi kehidupan sehari-hari di tanah rantau.

"Tentu sangat berdampak. Biasanya, tiap minggu saya dikirim uang untuk kebutuhan sehari-hari dan banyak juga keperluan saya untuk KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan skripsi. Apalagi, saya bukan penerima KIP (Kartu Indonesia Pintar)," katanya.

Kini, Indriyani harus bertahan hidup di Bangkalan berbekal uang sisa kiriman terakhir dari orangtuanya sebelum bencana itu terjadi.

Bahkan, uang yang seharusnya digunakan untuk biaya KKN, terpaksa dipakainya untuk makan sehari-hari.

"Tanggal 23 (November 2025) itu, ibu saya kirim uang KKN dan bencana itu terjadi tanggal 25 (November 2025). Jadi mau tidak mau, uang KKN itu saya pakai untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Indriyani.

Baca juga: Cerita Cemasnya Yuni, Mahasiswa Rantau di Magelang, Sempat Kehilangan Kontak dengan Keluarga Saat Banjir Landa Sumut

Mahasiswa lain, Otniel Silaban, juga harus berhemat karena tidak menerima kiriman uang dari orangtuanya.

Otniel menceritakan, keluarganya yang berada di Kabupaten Humbang Hasundutan, tidak bisa bekerja akibat kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).

"Keluarga di sana kesulitan dapat BBM karena akses untuk tangki penyalur BBM rusak. Dan ketika ada BBM harganya juga mahal," katanya.

Keterbatasan ekonomi keluarga, membuat Otniel menerima uang kiriman sangat minim. Mahasiswa semester satu itu pun harus berhemat demi bertahan di perantauan.

"Untuk kebutuhan sehari-hari di sini harus berhemat karena kondisi ekonomi keluarga di sana juga terbatas," pungkasnya.

Sebelumnya, UTM berencana akan memberikan bantuan untuk 10 mahasiswa asal Sumatera yang keluarganya terdampak bencana banjir dan longsor. Namun, hingga kini belum diketahui jenis bantuan yang akan diberikan.

Baca juga: Unesa Beri Keringanan UKT Hingga Living Cost untuk Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera

Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau