Salin Artikel

Keluarga Terdampak Bencana Sumatera, Mahasiwa UTM Bertahan dengan Uang Kiriman Terakhir

Mereka tidak menerima kiriman uang karena keluarga di Sumatera, saat ini belum bisa bekerja bahkan masih mengungsi.

Salah satu mahasiswa UTM asal Tapanuli Tengah, Indriyani Siregar Siagian menceritakan bahwa rumahnya di kampung halaman hancur akibat tertimpa longsor. Kini, seluruh keluarganya harus mengungsi di sebuah sekolah di Desa Sipange.

"Mereka sampai hari ini masih mengungsi. Harta benda tidak ada yang selamat, hanya beberapa berkas saja," kata Indriyani, Senin (8/12/2025).

"Mereka saat ini butuh bantuan makanan dan pakaian. Sebab, bantuan dari pemerintah tidak merata," ujarnya melanjutkan.

Bencana tersebut juga berdampak pada kondisi ekonomi keluarga Indriyani. Oleh karenanya, mahasiswi semester 7 itu kini juga harus berhemat untuk mencukupi kehidupan sehari-hari di tanah rantau.

"Tentu sangat berdampak. Biasanya, tiap minggu saya dikirim uang untuk kebutuhan sehari-hari dan banyak juga keperluan saya untuk KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan skripsi. Apalagi, saya bukan penerima KIP (Kartu Indonesia Pintar)," katanya.

Kini, Indriyani harus bertahan hidup di Bangkalan berbekal uang sisa kiriman terakhir dari orangtuanya sebelum bencana itu terjadi.

Bahkan, uang yang seharusnya digunakan untuk biaya KKN, terpaksa dipakainya untuk makan sehari-hari.

"Tanggal 23 (November 2025) itu, ibu saya kirim uang KKN dan bencana itu terjadi tanggal 25 (November 2025). Jadi mau tidak mau, uang KKN itu saya pakai untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Indriyani.

Otniel menceritakan, keluarganya yang berada di Kabupaten Humbang Hasundutan, tidak bisa bekerja akibat kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).

"Keluarga di sana kesulitan dapat BBM karena akses untuk tangki penyalur BBM rusak. Dan ketika ada BBM harganya juga mahal," katanya.

Keterbatasan ekonomi keluarga, membuat Otniel menerima uang kiriman sangat minim. Mahasiswa semester satu itu pun harus berhemat demi bertahan di perantauan.

"Untuk kebutuhan sehari-hari di sini harus berhemat karena kondisi ekonomi keluarga di sana juga terbatas," pungkasnya.

Sebelumnya, UTM berencana akan memberikan bantuan untuk 10 mahasiswa asal Sumatera yang keluarganya terdampak bencana banjir dan longsor. Namun, hingga kini belum diketahui jenis bantuan yang akan diberikan.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/12/08/210634278/keluarga-terdampak-bencana-sumatera-mahasiwa-utm-bertahan-dengan-uang

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com