Sedangkan dari jajaran PBNU, turut hadir antara lain Muhammad Nuh, selaku Rais Syuriyah PBNU, serta KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dan KH. Amin Said Husni.
Beberapa tokoh hadir dan mengikuti pertemuan melalui Zoom Meeting. Mereka adalah KH. Ma’ruf Amin, Hj. Sinta Nuriyah Wahid, serta KH. Abdullah Ubab Maimoen.
Pertemuan dan silaturahmi para kiai sepuh dan Mustasyar NU dengan kedua belah pihak yang berpolemik di PBNU, berlangsung dalam dua sesi. Keduanya berlangsung di Ndalem Kasepuhan Tebuireng.
Sesi pertama, pertemuan antara perwakilan Rais A’am PBNU dengan para kiai sepuh dan Mustasyar NU. Muhammad Nuh, salah satu Rais Syuriah PBNU, hadir mewakili Rais A’am PBNU, KH. Miftahul Akhyar.
"Beliau (Rais A'am PBNU) sedang ada acara haul di Lasem, sehingga berhalangan. Demikian juga dengan Wakil Rais A'am Kiai Anwar Iskandar," kata M Nuh di Pesantren Tebuireng.
"Oleh karena itu beliau mengutus saya dan Mas Nur Hidayat (Wasekjen PBNU). Tugas saya menyampaikan apa adanya yang sedang terjadi," usai bertemu dengan para kiai sepuh dan Mustasyar NU.
Sesi pertama berlangsung pada pukul 11.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Adapun sesi kedua, berlangsung dari pukul 14.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
Pertemuan sesi kedua, merupakan para kiai sepuh dan Mustasyar NU yang bermaksud meminta penjelasan dan memberikan ruang klarifikasi bagi Gus Yahya.
Usai mengikuti pertemuan, Gus Yahya menyampaikan perasaannya setelah bertemu dan melakukan dialog dengan para sesepuh dan Mustasyar NU.
“Saya tadi sudah menghadap para Kiai dan Bu Nyai yang merupakan sesepuh Mustasyar dan sesepuh ulama,” kata Gus Yahya di Pesantren Tebuireng.
“Saya sangat berterima kasih bahwa beliau-beliau berkenan untuk memanggil saya. Saya sangat terharu, bahwa para sesepuh masih begitu peduli terhadap Jam’iyah Nahdlatul Ulama,” lanjut dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang