SURABAYA, KOMPAS.com - Pakar geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Hepi Hapsari Handayani mengungkap empat upaya mitigasi yang dapat dilakukan masyarakat dan pemerintah dalam penanganan dan pencegahan banjir di Sumatera.
Hepi menuturkan, hulu merupakan titik awal terjadinya bencana karena menjadi lokasi air hujan pertama kali jatuh dan proses infiltrasi, penyerapan, serta stabilitas lereng ditentukan.
Oleh sebab itu, pemulihan dan perlindungan hulu merupakan langkah pencegahan yang paling efektif.
Baca juga: Bantah Sawit Penyebab Bencana Sumatera, Asosiasi Petani: Kami Ikut Terdampak
“Pemerintah perlu menetapkan kawasan hulu sebagai kawasan lindung berbasis kerentanan tinggi, melarang konversi hutan di zona sensitif, serta melakukan reforestasi dan restorasi lahan kritis,” jelas Hepi, Jumat (5/12/2025).
Selain itu, pengawasan terhadap pembalakan liar dan aktivitas lainnya yang merusak ekosistem hutan juga perlu diperketat karena kerusakan hulu secara langsung dapat memperbesar aliran permukaan dan risiko longsor.
Menurutnya, masyarakat juga dapat berperan melalui praktik agroforestri, menjaga vegetasi sekitar mata air, tidak membuka lahan dengan cara tebang-bakar, dan ikut terlibat dalam rehabilitasi hutan.
“Jika hulu terjaga, sebagian besar risiko bencana dapat dikurangi,” ujarnya.
Hepi menjelaskan, daerah aliran sungai (DAS) berfungsi sebagai sistem yang mengatur distribusi air dari hulu ke hilir.
Ketika DAS mengalami sedimentasi, erosi, atau perubahan tata guna lahan yang tidak sesuai, kapasitasnya untuk menahan limpasan hujan menurun drastis.
“Pemerintah perlu melakukan penataan ulang DAS melalui restorasi sempadan sungai, stabilisasi lereng, serta pembenahan drainase alami dan buatan agar aliran air lebih terkendali,” jelasnya.
Kontrol terhadap pembangunan jalan kebun dan jalan konstruksi atau lainnya sangat penting dilakukan karena konstruksi yang tidak sesuai dapat mengarahkan aliran air secara langsung ke sungai dan memicu banjir bandang.
“Masyarakat dapat membantu dengan menjaga vegetasi riparian, mengurangi pembuangan sampah ke sungai, dan mendukung program bersih alur sungai,” terangnya.