Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niat Cari Ikan di Sungai Pasuruan, Warga Probolinggo Tewas Tersetrum Alatnya Sendiri

Kompas.com, 2 Desember 2025, 17:11 WIB
Moh. Anas,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Warga Desa Karang Kliwon Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, dibuat geger setelah mendapati seorang pencari ikan tewas di area Dam Sungai Karang Kliwon pada Selasa (2/12/2025).

Pencari ikan yang diketahui bernama Asan (49) itu diduga meninggal dunia karena tersengat aliran listrik dari alatnya sendiri.

Warga yang mencoba untuk melakukan evakuasi pun takut masih ada sisa aliran listrik dari aki yang menempel di punggung korban.

Evakuasi korban dilakukan setelah pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan bersama kepolisian datang di lokasi kejadian.

Baca juga: Ribuan Ikan di Sayung Demak Mati, DKP Jateng: Akibat Buangan Lumpur Proyek Tol Semarang

Saat berhasil dievakuasi, jasad warga Sumber Kledung, Kecamatan Tegal Siwalan, Kabupaten Probolinggo itu sudah terlihat kaku.

Menurut saksi mata sekaligus teman korban, Sahlahudin, kejadian nahas itu berawal saat tiba-tiba alat setrum yang bersumber pada aki milik Asan mendadak bermasalah dan area air teraliri arus listrik.

"Alat setrum milik Asan tiba-tiba korsleting sehingga mengalirkan arus listrik ke air, akhirnya tubuh Asan kaku," ujar Sahlahudin.

Melihat temannya yang jatuh ke air, Sahlahudin mencoba untuk menolong. Namun, pada jarak 50 meter, air terasa teraliri listrik sehingga dia tidak berani mendekat.

"Saya akhirnya keluar dari sungai dan meminta bantuan warga. Karena masih ada setrumnya (aliran listrik)," katanya.

Baca juga: Petani di Sumbawa Tewas Tersetrum Mesin Kejut di Sawah

Selang beberapa menit, petugas dari BPBD Kabupaten Pasuruan serta aparat kepolisian dari Polsek Grati datang ke lokasi kejadian.

Setelah dipastikan aki tidak mengalirkan arus listrik, empat petugas BPBD langsung menarik jasad korban.

"Setelah petugas berhasil menarik jasad korban, kemudian langsung membawanya ke kamar mayat RSUD Grati guna pemeriksaan jasad korban," kata Kasi Humas Polres Pasuruan Kota, Iptu Mintarta.

Dari hasil pemeriksaan dokter, tidak ditemukan luka kekerasan ataupun penganiayaan pada tubuh korban.

"Korban murni meninggal akibat tersengat listrik dari alatnya sendiri. Dan kami serahkan ke pihak keluarga," ujarnya.

Kepolisian lantas mengimbau bagi warga yang biasa mencari ikan di sungai diharapkan tidak memakai aki atau alat yang berbahaya, serta memerhatikan alat keselamatan diri.

"Ya semoga ini jadi pelajaran. Jangan sampai mencari ikan dengan menggunakan alat yang membahayakan diri sendiri," kata Mintarta.

Baca juga: Jebakan Tikus Beraliran Listrik Makan Korban Jiwa Lagi di Lamongan, Sudah 3 Orang

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau