LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi, Senin (1/12/2025) malam.
Dalam rentang waktu 1 jam, Gunung Semeru mengalami dua kali erupsi, tepatnya pukul 19.37 dan 20.26 WIB.
Erupsi pertama pukul 19.37 WIB, dilaporkan ketinggian asap letusan mencapai 800 meter di atas puncak kawah.
Baca juga: Pemkab Lumajang Pastikan Ratusan Warga Terdampak Erupsi Semeru Sudah Terima Hunian Sejak 2022
Rekaman seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi memilik kekuatan amplitudo 19 milimeter dan berlangsung selama 1 menit 43 detik.
Sedangkan, pada erupsi ke dua pukul 20.26 WIB, tinggi letusan terpantau sama seperti erupsi sebelumnya.
Kekuatan letusan yang terekam di seismograf lebih besar yakni 21 milimeter. Erupsi ini berlangsung selama 1menit 54 detik.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 1 Desember 2025 pukul 20.26 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 800 meter diatas puncak," tulis petugas PPGA Semeru Sigit Rian Alfian, Senin (1/12/2025).
Baca juga: Jalur Menuju Lokasi Terdampak Erupsi Semeru Dijaga Ketat
Pantauan Kompas.com, dari puncak kawah tampak guguran lava berwarna merah terang turun menyusuri lereng.
Belum ada laporan terkait jarak luncur guguran lava yang terjadi malam ini.
Saat berita ini dibuat pukul 22.00 WIB, guguran lava juga masih berlangsung di Gunung Semeru.
Baca juga: Bahaya Abu Vulkanik Gunung Semeru, Warga Diimbau Pakai Masker dan Kacamata
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan mengenai dampak erupsi.
"Dampak sementara nihil, belum ada laporan yang masuk," kata Yudhi.
Yudhi menjelaskan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level III atau Siaga.
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak.
Baca juga: Jarak Terlalu Jauh, Puluhan Siswa Terdampak Erupsi Semeru Pilih Sekolah di Tenda Darurat
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang beresiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang