LUMAJANG, KOMPAS.com - Aktivitas penambangan pasir di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali diizinkan beroperasi.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lumajang sempat menutup aktivitas penambangan pasir akibat erupsi Gunung Semeru pada 19 November 2025.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati membenarkan perihal pemberian izin aktivitas penambangan pasir usai bencana erupsi Gunung Semeru.
"Iya sudah dibuka lagi, tapi dengan pengetatan aturan yang harus ditaati bersama," kata Indah di Lumajang, Senin (1/12/2025).
Baca juga: Status Gunung Semeru Turun dari Awas ke Siaga
Indah menjelaskan, beberapa aturan yang harus ditaati oleh para penambang adalah jam operasional.
Dia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang membatasi jam operasional tambang pasir hanya boleh dilakukan mulai pukul 08.00-16.00 WIB.
Jam operasional itu bisa ditutup lebih cepat apabila Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru mendeteksi adanya getaran banjir lahar dengan amplitudo 20 milimeter.
"Kegiatan penambangan segera dihentikan apabila sensor PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) merekam getaran banjir dengan amplitudo maksimal 20 mm dengan durasi yang signifikan," jelas Indah.
Baca juga: Korban Luka Bakar Erupsi Gunung Semeru Sudah Boleh Pulang
Indah juga mengimbau, truk angkutan pasir agar tidak beroperasi di jalan raya, saat jam siswa berangkat maupun pulang sekolah.
Selain itu, para sopir juga diminta menutupi truknya dengan terpal agar pasir yang dibawa tidak beterbangan dan menggangu pengguna jalan yang lain.
"Seluruh kegiatan tetap mengutamakan keselamatan, ketertiban, serta berkoordinasi penuh dengan instansi terkait," kata Indah.
Sebagaimana diberitakan, PVMBG menurunkan status Gunung Semeru dari level IV atau Awas menjadi level III atau Siaga pada Sabtu, 29 November 2025.
Pelaksana Tugas (Plt) Badan Geologi, Lana Satria mengatakan, hasil evaluasi terpadu terhadap data pemantauan menunjukkan aktivitas Gunung Api Semeru masih didominasi proses permukaan tanpa indikasi adanya peningkatan suplai magma baru dari kedalaman.
Baca juga: Jarak Terlalu Jauh, Puluhan Siswa Terdampak Erupsi Semeru Pilih Sekolah di Tenda Darurat
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang