Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Rumah Penjual Angkringan di Madiun Jadi Sarang Kobra, Ngeri Dikelilingi Ular

Kompas.com, 14 November 2025, 16:22 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Femi Kustianingsih (44), warga Dusun Karanglo, Desa Buduran, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur kaget tatkala tim Exalos Regional Madiun menemukan sarang ular kobra di bagian belakang rumah miliknya.

Betapa tidak. Saat menyisir rumahnya, tim Exalos Regional Madiun yang beranggotakan Imron, Mahfud dan Robby menemukan satu indukan ular kobra bersama 22 telur yang siap menetas.

“Saya jadi ngeri sendiri. Kok dikelilingi ular cobra di rumah saya,” ujar Femi, Jumat (14/11/2025).

Penjual angkringan ini bercerita bagian belakang rumah itu dulu menjadi tempat produksi krupuk oleh orang tuanya.

Baca juga: Warga Situbondo Tangkap Kobra, Cuaca Panas Bikin Ular Keluar dari Sarang

Namun semenjak tahun 2012, produksi kerupuk berhenti. Rupanya lantaran tidak pernah terjamah, perlahan-lahan ruang bekas dapur pembuatan kerupuk menjadi tempat berkembang biaknya ular.

Ia pun sempat diperingatkan adik kandungnya bahwa bekas dapur produksi kerupuk orang tuanya itu sering ditemukan ular kobra.

“Saya diberitahu adik saya katanya memang sudah ada ular kobra di tempat itu. Tetapi saya tidak pernah lihat sendiri,” ungkap Femi.

Ia mulai percaya rumah peninggalan orang tuanya itu banyak dikeliling ular kobra setelah sebulan lalu anak sulungnya melihat seekor ular kobra berada di depan rumah.

Ia meminta agar anaknya berhati-hati khawatir ular akan menggigit.

Tim Exalos Indonesia Regional Madiun menunjukkan ular kobra dan telur kobra yang berhasil dievakuasi dari rumah Femi Kustianingsih, warga Desa Buduran, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (13/11/2025).KOMPAS.com/Dokumentasi Exalos Indonesia Regional Madiun Tim Exalos Indonesia Regional Madiun menunjukkan ular kobra dan telur kobra yang berhasil dievakuasi dari rumah Femi Kustianingsih, warga Desa Buduran, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (13/11/2025).

Tak hanya itu, setahun yang lalu, Femi melihat anakan ular kobra berada di sekitar rumahnya.

Bahkan ia sempat membunuh dua anakan ular kobra yang sudah bisa menyemburkan bisa.

"Saya pernah lihat anak ular kobra di dapur tahun kemarin. Setelah keluar dari dapur saya hantam pakai batu mati. Awal tahun lalu, satu anakan ekor ular kobra di teras rumah dicakar mati oleh kucing saya,” kata Femi.

Terakhir sebelum tim Exalos Madiun menyambangi rumahnya kemarin, seorang pencari rumput tidak sengaja menginjak tumpukan batu bata dan genteng.

Tak lama kemudian pencari rumput itu mendapati ular kobra yang menyembur.

Baca juga: Ular Kobra Masuk Rumah Warga di Situbondo, Semburkan Bisa Saat Dievakuasi

Khawatir keberadaan ular makin banyak di rumahnya, Femi memutuskan melaporkan peristiwa itu ke Imron, salah satu anggota Exalos Madiun.

Sebelumnya, Imron pernah memindahkan sarang tawon vespa di rumah Femi pada September 2025.

Dari laporan itu, tim sempat melakukan penyisiran awal namun tidak ketemu. Dua hari kemudian, ia mengontak lagi dan kemarin menyisir menemukan ular.

“Saya jadi merinding karena ularnya besar dan telurnya itu ada 22 butir,” ungkap Femi.

Meski sudah tertangkap indukannya bersama 22 telurnya, Femi masih was-was karena ular kobra yang jantan belum tertangkap.

Menurut petugas penyelamat, biasanya kalau ada ular betina maka akan ada jantannya.

“Rencana nanti akan dicari lagi yang jantannya oleh tim penyelamat,” tutur Femi.

Bongkar dan bersihkan dapur

Inilah 22 telur indukan ular kobra yang berhasil ditemukan Tim Exalos Indonesia Regional Madiun di rumah Femi Kustianingsih, warga Desa Buduran, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (13/11/2025). KOMPAS.com/Dokumentasi Femi Kustianingsih Inilah 22 telur indukan ular kobra yang berhasil ditemukan Tim Exalos Indonesia Regional Madiun di rumah Femi Kustianingsih, warga Desa Buduran, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (13/11/2025).

Tak ingin rumahnya dikeliling ular kobra, Femi berencana membongkar habis bekas dapur yang pernah dijadikan produksi krupuk.

Pasalnya bangunan dapur itu sudah terbengkelai hingga belasan tahun.

“Saya sudah meminta bantuan orang agar Senin nanti dibongkar dapur bagian belakang agar tidak menjadi sarang ular kobra dan tidak beranak pinak."

"Dapur itu dijadikan produksi kerupuk terakhir tahun 2012. Jadi sudah terbengkelai begitu lama,” kata Femi.

Menurut Femi, sebenarnya dapur itu sudah dibongkar bagian atapnya. Namun bagian lantai dan tembok sebagian belum dibongkar.

Baca juga: Fenomena Ular King Kobra dan Kobra Masuk Permukiman Meningkat, Ada Apa?

“Kemarin ular kobra yang ditemukan itu berada di permukaan tanah tetapi tertutup batu bata,” jelas Femi.

Kendati belum semua ular kobra tertangkap, Femi mengaku salut dengan aksi tim Exalos Madiun.

Pasalnya para anggota seperti memiliki naluri mengetahui keberadaan ular.

“Saya salut sama tim rescue mereka memiliki naluri tinggi menemukan keberadaan ular,” ujar Femi.

Banjir permintaan evakuasi ular

Koordinator Exalos Indonesia Regional Madiun, Dodik Andika, menyatakan selama musim penghujan tiba timnya kebanjiran permintaan evakuasi ular yang masuk permukiman.

Hingga kini sudah tercatat 23 kali evakuasi ular yang masuk rumah warga.

Baca juga: Dikira Suara Orang Bersin, Warga Sragen Temukan 2 Kobra Saling Lilit di Kamar Mandi

“Selama musim penghujan kami sudah mengevakuasi 23 ular dari pemukiman warga yang terdiri 10 ular kobra, 10 ular piton dan tiga ular kayu. Kami juga sudah mengevakuasi 15 sarang tawon vespa,” kata Dodik.

Ia meminta agar warga segera melaporkan ke damkar atau Exalos bila menemukan ular berada di pemukiman. Kecepatan pelaporan diperlukan agar tidak ada warga yang menjadi korban gigitan ular.

“Kalau ular kobra yang masuk itu sangat berbahaya karena memiliki bisa tinggi. Jadi kalau melihat ular ada di pemukiman langsung lapor,” kata Dodik.

Dodik mengatakan penemuan indukan ular kobra dan puluhan telur yang siap menetas di rumah Femi akan sangat berbahaya bila terlambat melapor.

Pasalnya, 22 telur yang ditemukan siap menetas dan berkembang lebih banyak lagi.

Untuk ular yang ditangkap, Dodik memastikan ular dilepasliarkan ke alam yang jauh dari pemukiman sehingga menjaga ekosistem tetap lestari.

Baca juga: Balita Ajaib Asal India Gigit Mati Ular Kobra, Tak Alami Keracunan

Dodik menjamin tim Exalos tidak akan memungut biaya bagi warga yang membutuhkan bantuan evakuasi ular atau hewan berbahaya lain di pemukiman.

Tips ketemu dan cegah ular masuk

Bagi warga yang menemukan ular di permukiman, Dodik mengimbau agar tidak panik. Pasalnya ular takut kepada manusia dan tidak menganggapnya sebagai mangsa.

“Tetap tenang. Kemudian tidak panik. Karena sejatinya ular itu takut dengan manusia dan tidak menganggap manusia sebagai mangsa. Selanjutnya segera melaporkan kepada Damkar ataupun penyelamat satwa seperti Exalos Indonesia,” ujar Dodik.

Sembari menunggu petugas datang, warga juga harus tetap awasi pergerakan ular.

Dengan demikian saat petugas datang dapat dengan mudah menemukan keberadaan ular yang akan ditangkap.

Baca juga: Lebih Mematikan dari Kobra: Mengungkap Kekuatan Bisa Ular Weling

Agar ular tidak masuk ke pemukiman, Dodik mengimbau warga menjaga kebersihan rumah, menutup celah-celah bawah pintu hingga menutup aliran air pembuangan dengan jaring-jaring kawat.

Selain itu, memotong dahan-dahan pohon yang menjulang ke atap rumah.

“Berikan wewangian seperti kamper atau kapur barus pada kolong-kolong almari atau tempat tidur karna ular tidak menyukai bau-bau wangi,” ujar Dodik.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau