Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabur dari Ponpes, Santri asal Jember Ditemukan Linglung di Banyuwangi

Kompas.com, 12 November 2025, 14:18 WIB
Fitri Anggiawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Seorang santri laki-laki asal Jember, Muhammad Abdul Rahman, ditemukan dalam keadaan linglung di depan minimarket dekat Kantor Pemda Banyuwangi pada Selasa (11/11/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. 

Ia dalam kondisi wajah penuh luka dan pakaian kotor.

Warga yang melihat kondisi remaja tersebut segera melapor kepada Satpol PP yang sedang bertugas di pos Pemda Banyuwangi.

Abdul Rahman kemudian dibawa ke RSUD Blambangan untuk mendapatkan perawatan luka di wajahnya.

Baca juga: Hari Pahlawan, Santri Kecil di Sumenep Pentaskan Peristiwa Heroik di Surabaya

"Menurut pengakuan si anak, lukanya diakibatkan jatuh dari truk yang ditumpanginya dari Jember," ujar Khoirul Hidayat, Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos PPKB Banyuwangi, Rabu (12/11/2025).

Setelah dirawat di RSUD Blambangan, Abdul Rahman diantar ke shelter pemerlu atensi sosial (PAS).

Dinas sosial memberikan kebutuhan dasar seperti tempat istirahat, perlengkapan mandi dan makan minum sembari menunggu respons dari pihak pondok pesantren yang dihubungi Satpol PP.

Petugas keamanan dan Satpol PP berusaha menghubungi Pondok Pesantren Darul Hikmah Al Ghazali Jember, tempat Abdul Rahman berasal.

"Setelah berhasil menghubungi ustadznya, petugas diberikan nomor telepon keluarga," tambah Khoirul.

Baca juga: Kemkomdigi Ajak Santri Jadi Sahabat Tunas, Cegah Bullying di Medsos

Petugas keamanan kemudian melakukan video call dengan orang tua Abdul Rahman.

Dalam percakapan tersebut, diketahui bahwa remaja itu berangkat dari rumahnya menggunakan sepeda motor, namun saat kejadian, keberadaan motor tersebut tidak diketahui.

Polresta Banyuwangi yang juga menerima laporan dari warga turut menindaklanjuti dengan menyelidiki perkara motor yang dibawa Abdul Rahman.

Mereka juga memberikan pendampingan kepada keluarga Abdul Rahman saat melakukan penjemputan anak mereka.

Menurut pengakuan orang tua Abdul Rahman, Seniman, anaknya sempat mondok namun mengalami kesurupan sehingga perlu mendapatkan pengobatan dengan cara ruqyah.

Abdul Rahman berangkat dari rumah di Desa Wirolegi, Kecamatan Sumbersari, Jember pada 11 November 2025 sekitar pukul 12.00 WIB menuju pondok pesantren.

"Namun dia mengaku kabur dari pondok menumpang truk dengan niatan mau ke Bali," ungkap Khoirul.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau