Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Cukim Jadi Alternatif Investasi di Kota Malang di Tengah Lonjakan Harga Emas

Kompas.com, 15 Oktober 2025, 16:57 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Harga emas yang terus melambung tinggi mendorong masyarakat untuk mencari instrumen investasi alternatif.

Emas lantakan lokal atau yang lebih dikenal sebagai emas cukim, kini muncul sebagai pilihan favorit karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan emas bersertifikat nasional.

Toko emas Bulan Purnama di Pasar Besar, Kota Malang, menjadi salah satu penyedia yang mengantisipasi tren ini dengan selalu memastikan ketersediaan stok emas cukim.

Baca juga: Niat Bantu Tebus Emas Milik Temannya yang Rabun, Wanita Ini Malah Gelap Mata

Berbeda dari emas batangan Antam yang dicetak seragam, emas cukim adalah hasil peleburan ulang perhiasan yang diproduksi secara lokal oleh toko. Bentuknya berupa bongkahan padat tidak beraturan dengan berat yang bervariasi, dari satu gram hingga satu kilogram.

Menurut Yasin, staf marketing toko emas Bulan Purnama, lonjakan harga emas yang signifikan terjadi sejak pertengahan September.

Baca juga: Fenomena Warga Luwu Cari Emas di Sungai Bajo, Tradisi yang Tetap Lestari

Hal itu, menurutnya, dipicu oleh dua faktor utama, yakni penurunan suku bunga oleh The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) dan permintaan global terhadap emas yang terus meningkat.

Kenaikan ini berdampak langsung pada harga jual perhiasan.

"Harga perhiasan emas muda yang tadinya berkisar Rp 800.000 hingga Rp 900.000 per gram, saat ini menjadi Rp 1,1 juta hingga Rp 1,3 juta. Sementara itu, perhiasan emas tua itu Rp 1,7 juta hingga Rp 1,9 juta per gram," jelas Yasin pada Rabu (15/10/2025).

Fenomena ini mengubah perilaku konsumen secara drastis. Menurutnya, masyarakat kini lebih memprioritaskan logam mulia murni sebagai aset investasi daripada perhiasan yang memiliki nilai pakai.

"Dampaknya sangat terasa. Penjualan perhiasan anjlok hingga 50 persen, sementara permintaan untuk emas Antam dan emas cukim justru naik sebesar 20 persen," tambahnya.

Meskipun sama-sama emas murni, terdapat perbedaan fundamental antara emas cukim dan emas Antam yang memengaruhi harganya.

Emas Cukim dijual dengan harga lebih murah, sekitar Rp 2,2 juta per gram. Legalitasnya dibuktikan dengan surat pembelian resmi dari toko. Harganya lebih terjangkau karena tidak memerlukan biaya sertifikasi nasional dan ongkos produksi seperti emas Antam.

Kemudian, Emas Antam memiliki harga lebih tinggi, mencapai Rp 3 juta per gram.

Setiap kepingnya disertai sertifikat nasional yang diakui secara luas, sehingga lebih mudah untuk dijual kembali di mana saja dengan harga standar.

Pihak toko memastikan bahwa stok kedua jenis logam mulia ini selalu tersedia, meskipun emas Antam kini semakin sulit didapatkan di pasaran.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau