BANGKALAN, KOMPAS.com - Salah satu korban selamat ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Alfatih Cakra Buana (14), berniat kembali belajar di ponpes tersebut meski dirinya menjadi korban dan 67 rekannya sesama santri tewas dalam tragedi itu.
"Saya ingin kembali ke pondok dan mau belajar di sana," ucap Alfatih saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/10/2025).
Baca juga: Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny: 50 Teridentifikasi, 11 Masih Diproses
Ayah Alfatih, KH Abdul Hannan, mengatakan, keinginan itu muncul dari Alfatih sendiri.
Untuk itu dia akan terus mendukung putranya untuk belajar di ponpes itu.
"Iya, insya Allah Alfatih akan tetap balik ke pondok," ujarnya.
Saat ini keluarga yang tinggal di Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jatim, tersebut masih menunggu informasi lanjutan dari pihak ponpes tentang waktu dimulainya aktivitas belajar yang kini masih diliburkan karena insiden itu.
Baca juga: Polda Jatim Belum Tetapkan Tersangka Kasus Mushala Ponpes Al Khoziny Ambruk
"Kalau sudah ada informasi masuk, kami akan segera antar Alfatih ke pondok. Saat ini masih libur, jadi kami masih menunggu informasi," jelasnya.
Hannan mengaku, pihaknya tidak khawatir putranya kembali ke pondok tersebut. Ia juga memasrahkan takdir putranya kepada Allah.
"Insya Allah tidak khawatir, bismillah saja. Semua sesuatu itu sudah ada suratan takdirnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, saya percaya itu," ungkapnya.
Ia juga mengaku bangga dengan Alfatih yang masih memiliki kemauan untuk kembali belajar di Ponpes Al Khoziny meski telah mengalami peristiwa pahit.
Menurutnya, Alfatih tak mengalami trauma yang berkepanjangan. Salah satunya karena Alfatih tidur dan pingsan saat di bawah reruntuhan.
"Beruntungnya dia banyak pingsan dan tidur sehingga tidak mengalami kejadian yang lebih parah, sehingga tidak menimbulkan trauma. Hanya kadang sekarang ini dia masih sering ingat teman-temannya," ungkapnya.
Alfatih telah belajar di pesantren tersebut sejak tiga tahun lalu dan saat ini masih duduk di kelas 3 Madrasah Tsanawiyah (Mts) atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Hannan mengatakan, putranya akan terus melanjutkan pendidikan di Ponpes Al Khoziny. Apalgi di pesantren itu terdapat tingkat pendidikan hingga S2.
"Di sana ada sampai S2. Setelah lulus Mts nanti, insya Allah akan terus lanjut Aliyah di sana," ujar dia.