SURABAYA, KOMPAS.com - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Timur masih menunggu arahan pemerintah pusat terkait evaluasi gedung pesantren di Jawa Timur.
"Kami menunggu arahan pemerintah pusat terkait teknis evaluasi gedung pesantren di Jatim," kata Kepala Kanwil Kemenag Jatim Akhmad Sruji Bahtiar saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (8/10/2025).
Sruji mengatakan, evaluasi bangunan pondok pesantren di Jawa Timur akan menjadi perhatian khusus karena jumlah pondok pesantren cukup banyak.
"Di Jatim pesantren cukup banyak," ujarnya.
Baca juga: Cerita Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny, Menanti 9 Hari hingga Jasad Farhan Teridentifikasi
Data Kementerian Agama tahun ajaran 2024/2025 mencatat, terdapat 42.433 pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Provinsi Jawa Barat mendominasi dengan 13.005 pesantren, disusul Jawa Timur sebanyak 7.347 pesantren, Banten 6.776, Jawa Tengah 5.364, dan Aceh 1.925 pesantren.
Baca juga: Tragedi Ponpes Al Khoziny, Anggota DPR Asal Madura Soroti Kelayakan Fasilitas Ponpes di Indonesia
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Dody Hanggodo menyebut hingga saat ini baru 50 pondok pesantren se-Indonesia yang mengurus Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
"Di seluruh Indonesia Raya hanya 50 ponpes yang memiliki izin mendirikan bangunan, yang lain belum," kata kata Dody, dikutip Kompas.com pada Senin, (6/10/2025).
Menurut dia, seharusnya semua ponpes memiliki perizinan mendirikan bangunan.
"Dulu namanya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), saat ini namanya berganti PBG. Nah, itu PBG kewenangannya tidak di Pemda, kita koordinasi Kemendagri dan Kemenag. Karena ponpes di bawah Kemenag," terang Doddy.
Bangunan lantai 4 mushala Pondok Pesantren Al Khoziny kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur ambrol pada Senin (29/10/2025) sore.
Basarnas mencatat, peristiwa tersebut mengakibatkan 171 korban. 104 orang selamat, dan 67 orang sisanya meninggal dunia. Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi semua korban pada hari ke-9 operasi SAR.
Sampai Selasa (7/10/2025) malam, baru 34 jenazah yang berhasil diidentifikasi. Tim DVI gabungan bekerja 24 jam di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk melakukan identifikasi semua korban meninggal dunia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang